Maroko diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala Richter, Jumat (9/9) lalu yang menewaskan hampir 3.000 orang. Dua hari kemudian, banjir bandang meluluhlantahkan kota-kota di Libya timur dan menewaskan hampir 5.500 orang.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan jika diminta, Indonesia sebagai negara sahabat Maroko dan Libya siap mengirimkan bantuan yang diperlukan. Namun sejauh ini pemerintah Maroko belum membuka diri terhadap masuknya bantuan luar negeri, kecuali dari empat negara yakni Inggris, Qatar, Spanyol, dan Uni Emirat Arab (UEA). Sementara itu, pemerintah Libya juga masih berdiskusi dengan Kuasa Usaha Indonesia di Tripoli, Dede Rivai.
“Kalau ada permintaan pasti kami berikan bantuan. Indonesia punya tradisi selalu menjadi negara kelompok pertama yang membantu negara sahabat,” ujarnya.
Belum ada laporan WNI menjadi korban bencana di Libya dan Maroko
Menurut Iqbal, sejauh ini belum ada informasi mengenai warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban banjir bandang di Libya. Meski begitu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli masih mencari informasi. Kota Derna yang terkena dampak paling parah dan hampir seluruh penduduknya meninggal dunia, berada di bagian timur dan memerlukan waktu tempuh yang cukup lama dari Tripoli.
Berbicara dalam konferensi pers di Jakarta, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan, terdapat 282 WNI yang tinggal di Libya, yang sebagian besar berdomisili di wilayah barat. Mereka terdiri dari mahasiswa dan pekerja. Selain banjir di Derna, banjir juga merendam Benghazi tempat 10 WNI berada.
“Yang terdaftar di sana (Benghazi) ada sepuluh orang, semuanya TKI. Mereka sudah bisa kami hubungi dan kondisinya aman. Yang lebih parah lagi di Kota Derna,” ujarnya.
Meski hingga saat ini belum ada WNI yang menjadi korban banjir bandang di Libya, lanjut Judha, belajar dari pengalaman sebelumnya saat menghadapi bencana atau konflik, ada WNI yang tidak terdaftar di KBRI karena melakukan hal tersebut. tidak melaporkannya. Untuk itu, KBRI Tripoli membuka hotline bagi keluarga yang kehilangan kontak dengan keluarganya yang tinggal di Libya dan ingin mendapatkan informasi. Hotline KBRI Tripoli adalah +218944815608.
Sementara di Maroko, hampir 3.000 orang tewas akibat gempa pekan lalu. Tercatat ada 500 WNI yang berada di Maroko, namun sejauh ini belum ada laporan adanya WNI yang menjadi korban.
Pemerintah baru Maroko mengizinkan empat negara masuk untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, yakni Spanyol, Qatar, Inggris, dan Uni Emirat Arab. [fw/em]