Saat itu hampir pukul 09.00 WIB, namun masyarakat sudah mulai berdatangan di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Mereka hadir untuk mengikuti uji operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Sejak 15 September lalu, PT Kereta Api Rapid Indonesia China (KCIC) membuka layanan ini untuk umum tanpa memungut biaya. Siapapun bisa menaikinya, asalkan sudah mendapatkan kursi yang diperoleh melalui proses registrasi sebelumnya dengan penumpang tidak berbayar yang diselenggarakan PT KCIC mulai 15 September lalu.
Masyarakat harus berebut mendaftar terlebih dahulu agar bisa mendapatkan kuota gratis, sebelum operasional KCJB berbayar di bulan Oktober.
Penumpang dari berbagai usia dan profesi tampak sangat antusias menjajal kereta berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara yang resmi mulai beroperasi Oktober mendatang. Tak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen tersebut dengan mengambil foto, atau merekamnya dalam bentuk video.
Salah satu publik figur yang ikut menjajal KCJB pada Kamis (21/9) pagi adalah Eddy Brokoli. Aktor sekaligus penyanyi asal Bandung ini menyambut baik kehadiran kereta cepat tersebut.
“Kesan? Cepat sekali, dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang hanya 25 menit. “Baru jam 10.15 dari Tegal Luar, sampai di sini (Stasiun Halim) jam 10.57,” ujarnya saat diwawancara KILAT NUSANTARA di Stasiun Halim, Jakarta Timur.
Ia sesumbar dirinya akan menjadi orang yang paling banyak menggunakan kereta cepat ini mengingat seringnya ia bolak-balik Bandung-Jakarta.
Ia berharap semakin banyak transportasi yang terintegrasi dengan KCJB di wilayah Bandung sehingga memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen. Menurut dia, angkutan umum akan mampu menarik minat masyarakat jika terintegrasi dengan baik dengan sarana transportasi massal lainnya.
Mengenai rencana tarif KCJB sekitar Rp. 250.000-Rp. 350.000, Eddy mengaku tak keberatan.
“Bagus sekali, dengan efisiensi waktu yang didapat, itulah harga yang harus dibayar. Bisa berangkat dari Bandung, masih sarapan di Bandung, makan siang sambil rapat di Jakarta, sebelum makan malam, di Bandung lagi,” jelasnya.
Puluhan Ribu Orang Telah Mengikuti Uji Coba Gratis KCJB
General Manager Corporate Secretary PT KCIC Eva Chairunnisa mengungkapkan, setidaknya sudah lebih dari 15.000 orang yang mengikuti uji coba gratis KCJB hingga 21 September 2023.
Menurut dia, kuota uji coba gratis saat ini sudah penuh sehingga masyarakat yang tidak berkesempatan diharapkan bisa mencoba kereta cepat berbayar ini mulai Oktober mendatang.
“Kalau mau nambah jumlahnya sepertinya tidak akan pernah cukup karena kita lihat peminatnya sangat tinggi. Jadi yang belum ketemu nanti bisa membeli dan menjadi penumpang setia KCIC.” Ketersediaan untuk melakukan uji coba sesuai dengan program yang kami buat, dimana per hari ada empat perjalanan pulang pergi (pulang pergi) totalnya ada delapan, dua dari Stasiun Halim dan dua dari Stasiun Tegal Luar,” kata Eva. , yang ditemui di Stasiun Halim, Jakarta Timur, Kamis (21/9).
Ia menjelaskan, dalam sekali perjalanan program uji coba gratis ini mengangkut sedikitnya 550 penumpang sehingga total per harinya mencapai 2.200 orang.
Eva mengungkapkan evaluasi program uji coba berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari kelancaran perjalanan dan pelayanan PT KCIC selama ini. Respon masyarakat, kata dia, sejauh ini cukup positif.
Lebih lanjut dia mengatakan, tarif tersebut belum ditetapkan secara resmi. Namun rencananya dalam waktu dekat masyarakat akan dikenakan tarif promosi sebesar Rp 250.000 hingga Rp 350.000. Menurut dia, tarif tersebut dihitung berdasarkan komponen operasional dan survei kutub yang dilakukan Universitas Indonesia (UI).
Eva mengatakan, PT KCIC tidak menutup kemungkinan suatu saat akan menaikkan tarif.
“Semua transportasi umum memiliki tarif yang dapat berubah sewaktu-waktu. Artinya itu adalah hal yang normal. Jadi soal tarifnya saya belum bisa bilang begitu, karena sampai saat ini tarifnya pun belum ditentukan. Nah kalau soal kenaikan tarif promosi dan lain sebagainya, nanti akan kami umumkan secara resmi, yang penting sekarang kita tunggu, akan kami resmikan berapa tarifnya. “Kemudian di tengah perjalanan, apakah ada perubahan atau hal lainnya, akan kami sosialisasikan,” jelasnya.
Lebih lanjut Eva mengatakan, pada tahap awal kereta cepat ini belum bisa beroperasi penuh. Menurut dia, volume perjalanan akan disesuaikan dengan besarnya permintaan masyarakat.
Ia juga menegaskan, KJCB telah terintegrasi cukup baik dengan sarana transportasi umum lainnya di wilayah Bandung dan sekitarnya, seperti Kereta Listrik (KRL) dan Bus Damri.
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana mengatakan, keberadaan KCJB memberikan masyarakat lebih banyak pilihan moda transportasi umum. Meski begitu, dia menegaskan pemerintah tidak boleh hanya menjadi penonton saja.
“Dari segi teknologi, kereta cepat ini merupakan teknologi baru di perkeretaapian Indonesia karena sudah memasuki kecepatan tinggi, jadi kuncinya bagaimana Indonesia bisa mempersiapkan industri nasional, riset dan sumber daya manusianya untuk mampu melaksanakan pembangunan dan pengoperasian. kereta cepat, agar ada semacam transfer teknologi atau “transfer ilmu pengetahuan agar kita tidak hanya menjadi penonton pihak asing yang membangun atau mengoperasikan kereta kecepatan tinggi di Indonesia,” kata Aditya.
Terkait rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya, menurutnya, pemerintah harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk minat masyarakat untuk menggunakan moda transportasi massal.
“Pemerintah harus melakukan kajian yang sangat hati-hati, terutama memperhatikan masalah permintaan. Apa sebenarnya kebutuhan masyarakat terhadap kereta cepat? Karena nanti dengan masifnya pembangunan jalan tol, pilihannya bisa menggunakan bus atau kendaraan pribadi. Dalam hal penerbangan misalnya, apakah mereka tetap memilih menggunakan jalur udara namun tidak beralih ke kereta cepat? Artinya, kereta cepat patut dipertanyakan keberlanjutannya. “Menurut saya, pemerintah harus menyelaraskan pengembangan kereta cepat dengan transportasi lainnya,” tutupnya.