Seperti diketahui, kelompok bajak laut atau bajak laut di sepanjang Selat Singapura hingga Laut Natuna jauh lebih berbahaya dibandingkan di Laut Cina Selatan. Data masuk Pusat Informasi Perjanjian Regional tentang Penanggulangan Pembajakan dan Pencurian Kapal Bersenjata di Asia (ReCAAP) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2023 setidaknya akan terjadi 79 kejadian pembajakan di kawasan tersebut. Korbannya tidak hanya kapal nelayan, tapi juga kapal bantuan bencana.
Tak heran jika upaya penanggulangan pembajakan menjadi bagian dari Latihan Solidaritas Natuna ASEAN (ASSEX-01N) yang berlangsung di perairan Natuna Selatan sejak 18 September. Indonesia mengirimkan enam kapal, sedangkan Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia masing-masing mengirimkan satu kapal.
Skenario yang digunakan dalam latihan yang melibatkan sepuluh negara ASEAN ini adalah bagaimana menghadapi kelompok bajak laut yang menghalangi kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk korban bencana. Sasaran utama dari latihan ini adalah bagaimana angkatan laut negara-negara ASEAN dapat dengan cepat mengkomunikasikan insiden yang terjadi, mengoordinasikan tindakan dan bertindak cepat untuk melindungi kapal bantuan saat mengejar kapal bajak laut.
Dalam latihan di perairan Natuna, beberapa pesawat TNI AU memetakan lokasi pembajakan dan mengirimkan informasi tersebut kepada TNI Angkatan Laut dan kapal-kapal negara ASEAN yang mengikuti latihan tersebut. Mereka segera menyusun gerakan untuk menyergap para perompak dan menyelamatkan kapal bantuan.
Asops Kogabwilhan I Laksamana TNI Bambang Dharmawan menceritakan skenario tersebut kepada media, di atas KRI Radjiman Wedyodiningrat saat berlabuh di dermaga Sabang Mawang, Natuna, Kamis malam (21/9). Namun ia hanya menyampaikan gambaran kasarnya tanpa menjelaskan lebih jauh. Rencananya, Komandan Kogabwilhan akan menjelaskannya secara rinci pada Jumat (22/9).
Seluruh peserta “Latihan Solidaritas ASEAN Natuna” (ASSEX-01N) pada Jumat ini akan mengikuti acara bakti sosial di Pulau Sabang Mawang, baik melalui renovasi rumah warga yang sudah tidak layak huni, maupun melalui khitanan massal.
Latihan lapangan dilanjutkan pada Sabtu (23/9) dengan simulasi menjatuhkan bantuan dari udara ke laut. Sejumlah kapal TNI, Basarnas, dan instansi terkait lainnya akan dilibatkan dalam latihan ini, mulai dari pengambilan bantuan yang disalurkan melalui udara hingga penyalurannya kepada warga yang membutuhkan di pulau-pulau terpencil di perairan Natuna.
ASSEX-01N merupakan latihan angkatan laut pertama yang melibatkan seluruh negara anggota ASEAN yang dilakukan di perairan Kepulauan Natuna Selatan. [iy/em]