Jokowi kembali mengunjungi IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Dalam kunjungannya kali ini, Jokowi mengklaim progres pembangunan Kantor Presiden sudah mencapai 38 persen.
“Iya bagus (perkembangan pembangunan Kantor Presiden), sudah 38 persen,” kata Jokowi, Jumat (22/9).
Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menjelaskan bahwa pembangunan sejumlah infrastruktur di IKN masih sesuai rencana.
“Semua masih sesuai rencana, saya kira gedung-gedung seperti kantor presiden, istana presiden, kementerian, masih sesuai sasaran. Semua sesuai rencana,” jelasnya.
Presiden juga menegaskan, tidak ada permasalahan terkait anggaran. Khusus istana, kementerian, untuk infrastruktur dasar tidak ada masalah, tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pemerintah akan terus mendorong pembangunan infrastruktur bagi swasta dan dunia usaha di calon ibu kota negara baru ini, mulai dari universitas, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga tempat makan. “Itulah yang akan memberi kehidupan pada kota Indonesia, ujarnya.
Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Jokowi melakukan peletakan batu pertama sejumlah proyek sarana dan prasarana pendukung di IKN Nusantara, termasuk Pelatnas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dijelaskannya, pembangunan pusat pelatihan tersebut terintegrasi dengan pembangunan IKN. Menurut Jokowi, Pelatnas yang akan dibangun di atas lahan seluas 34,5 hektare ini akan dilengkapi delapan lapangan dan fasilitas pendukung lainnya.
Jokowi juga melakukan peletakan batu pertama RS Abdi Waluyo yang merupakan RS pertama yang dibangun di kawasan IKN.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengapresiasi investasi sebesar Rp 2 triliun untuk pembangunan RS Abdi Waluyo Nusantara. Nantinya, rumah sakit tersebut akan memiliki sekitar 400 ruang perawatan dan memberikan perawatan sub spesialis. “Jadi bukan RS umum, tapi sub spesialis,” jelasnya. Ia berharap kehadiran RS Abdi Waluyo di IKN dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat tidak hanya di lingkungan IKN saja, namun juga masyarakat di seluruh Indonesia.
Kepala Otoritas IKN Nusantara Bambang Susantono mengatakan, berbagai groundbreaking proyek pembangunan di atas sejak Kamis (21/9) menandai resmi masuknya investasi swasta ke IKN.
Dalam siaran pers tertulis yang diterima KILAT NUSANTARA, Bambang menyebut konsorsium investasi di IKN sudah disebutkan Peletakan batu pertama Konsorsium Nusantara beranggotakan sepuluh investor, yakni Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinarmas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan Lama Group, dan Alfamart group. Investasi mereka, kata dia, mencapai Rp 20 triliun
Beberapa investor dalam konsorsium tersebut, jelasnya, juga terlibat dalam proses pembangunan hotel, pusat perbelanjaan, rumah sakit, pendidikan, dan perkantoran. “Semua pembangunan dilakukan dengan prinsip gotong royong,” kata Bambang.
“Pada dasarnya pembangunan di IKN dilakukan tidak hanya untuk membangun kota saja, namun pembangunan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kota. untuk bekerja, hidup, dan bermain. Selain itu, konsorsium ini juga konsen terhadap pengembangan IKN, tidak hanya sebagai kota layak huni (kota layak huni)namun juga sebagai kota tercinta (kota yang menyenangkan),” dia menambahkan.
Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengatakan, berbagai groundbreaking proyek IKN harus diikuti dan dibuktikan dengan implementasi nyata di lapangan.
Menurutnya, investor diperkirakan akan terus wait and see hingga beberapa waktu ke depan. Dia mencontohkan, pengembang yang berencana membangun rumah sakit atau sekolah, kemungkinan besar masih akan menunggu hingga mengetahui pasti berapa jumlah penduduk yang akan tinggal di IKN.
“Banyak pengembang yang berniat membangun rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan. Pertanyaannya, siapa yang akan menggunakannya? Dia membangun rumah sakit, oke, rumah sakit kelas berapa, dan untuk berapa pasien. “Kalau dia gede berarti ada (potensi) lowongan karena di sana tidak banyak yang sakit,” kata Nirwono.
Lebih lanjut, Nirwono mengatakan, setelah mempertimbangkan berbagai perkembangan pembangunan di IKN, ia memperkirakan pada Agustus 2024 yang akan dibangun bukanlah kota hidup, melainkan hanya kantor pusat pemerintahan yang terdiri dari Istana Kepresidenan, kantor presiden, kantor kementerian, dan rumah susun. untuk PNS, TNI dan Polri.
“Itu semua adalah hasil berpacu dengan waktu. Artinya, semua orang mengejar target tahun 2024 untuk upacara Agustus (17 Agustus) di sana. “Hal ini membuat segala sesuatu baik dari segi perencanaan, pembangunan dan semuanya tidak ideal, artinya (pengembangan IKN Nusantara) tidak bisa menjadi acuan untuk membangun kota yang ideal,” tutupnya. [gi/ab]