Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Mencapai Malaysia

Kementerian Lingkungan Hidup pada Senin (2/10) membantah tudingan kebakaran hutan di Sumatera dan sebagian pulau Kalimantan, yang menyelimuti beberapa kota dengan kabut tebal, juga berdampak pada kualitas udara di negara tetangga, Malaysia.

Malaysia pada hari Jumat memperingatkan penduduknya akan tingkat polusi yang tinggi di sebagian besar wilayah di pantai barat Semenanjung Malaysia dan wilayah barat Kalimantan di Sarawak, dan menyalahkan kabut asap lintas batas dari Indonesia, kata Departemen Lingkungan Hidup Malaysia dalam sebuah pernyataan.

Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar menanggapi hal ini dengan mengatakan Jakarta belum mendeteksi adanya kabut asap yang berpindah dari Indonesia ke negara tetangga. “Kami terus menindaklanjuti perkembangan apa pun dan tidak ada kabut asap lintas batas yang masuk ke Malaysia,” ujarnya dalam pernyataan.

Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar.  (atas izin: KLH)

Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar. (atas izin: KLH)

Saat ini, Indonesia fokus memadamkan kebakaran hutan di beberapa provinsi di Sumatera dan Kalimantan dengan menggunakan bom air dari helikopter, tambah menteri. Selain perbatasan laut, Malaysia juga memiliki perbatasan darat dengan Indonesia di Pulau Kalimantan. Malaysia belum mengajukan keluhan diplomatik mengenai kabut asap tersebut, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia.

Musim kemarau di Indonesia tahun ini merupakan musim kemarau terparah sejak tahun 2019 akibat dampak pola cuaca El Nino.

Meskipun kebakaran hutan biasanya disebabkan oleh pembukaan lahan oleh petani untuk perkebunan, pihak berwenang mengatakan bahwa pemadaman kebakaran tahun ini menjadi lebih sulit karena El Nino.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup, tercatat lebih dari 267.900 hektar hutan yang terbakar sepanjang tahun ini, lebih besar dibandingkan total luas kebakaran pada tahun 2022 yang mencapai 204.894 hektar.

Beberapa daerah di Kalimantan Tengah melaporkan jarak pandang kurang dari 10 meter, kata kantor berita Antara.

Media lokal melaporkan bahwa pihak berwenang memerintahkan pembelajaran jarak jauh bagi siswa di kota Palembang dan Jambi di selatan Sumatera mulai minggu ini karena polusi yang parah. [ab/uh]

Tinggalkan Balasan