Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada Kamis (5/10) merilis temuan terbarunya terkait dampak deklarasi pasangan calon presiden dan wakil presiden yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar terhadap perolehan suara partai pengusung. di Jawa Timur. Hasil survei menunjukkan belum ada dampak positif terhadap perolehan suara partai pendukung Anies-Muhaimin di Jawa Timur.
Pendiri SMRC, Saiful Mujani, mengatakan pasca deklarasi, partai pendukung Anies-Muhaimin di Jawa Timur, seperti Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), hanya memperoleh suara 17,8 persen. Sedangkan Nasdem 3,5 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1 persen. Perolehan suara partai-partai tersebut berada di bawah hasil Pemilu 2019.
Deklarasi Anies-Muhaimin di Jatim tidak memberikan efek tailcoat kepada parpol pengusungnya, kata Saiful dalam rilisnya, Kamis (5/10).
Menurut Saiful, PKB selama ini bermarkas di Jawa Timur, sehingga dampak awal deklarasi harus terlihat di provinsi tersebut. Namun deklarasi tersebut belum memberikan dampak positif bagi PKB dan partai politik pendukung Anies-Muhaimin di Jawa Timur.
“Kalau ada deklarasi seperti itu yang ketua umum menjadi calon wakil presiden, diharapkan ada efek tailcoat karena tokoh utamanya akan populer dan berharap bisa memperkuat PKB,” kata Saiful.
Tak hanya itu, NasDem yang merupakan partai pengusung Anies-Muhaimin juga mengalami penurunan suara. Dalam survei tersebut, NasDem hanya memperoleh sekitar 3,5 persen suara di Jatim. Saiful menduga, ada kemungkinan sebagian pemilih NasDem menunda menentukan pilihannya pasca deklarasi Anies-Muhaimin.
“Ada perbedaan yang signifikan antara Partai NasDem. “Mungkin hasil Partai NasDem pada Pemilu 2019 untuk sementara menunjukkan belum menentukan pilihan,” ujarnya.
Survei SMRC dilakukan pada 2-11 September 2023 terhadap 150 responden melalui wawancara tatap muka dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan toleransi kesalahan 8,2 persen.
Pengamat: Tunggu pasangan capres-cawapres lainnya muncul untuk melihat dampak penuhnya
Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor mengatakan, dampak positif terhadap partai pengusung pasca deklarasi baru bisa terlihat setelah muncul nama-nama pasangan lain yang bakal mencalonkan diri di Pilpres 2024.
“Kalau soal partai, menurut saya ini masih jauh, karena kita juga harus mempertimbangkan pasangan lain dan baru kita lihat apa dampaknya,” katanya kepada KILAT NUSANTARA.
Firman juga menilai, setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang menyatakan maju dalam kontestasi pilpres belum tentu berdampak signifikan terhadap partai politik pengusungnya.
“Meskipun kita belajar dari apa yang terjadi pada tahun 2019, dampak coattail effect sebenarnya tidak signifikan. Ada namun tidak signifikan. Beberapa partai pengusung justru mengalami penurunan perolehan suara. Ada pula yang stagnan. “Ada yang sedikit meningkat,” ujarnya.
Kendati demikian, pasangan Anies-Muhaimin tetap berpotensi memberikan pengaruh positif bagi partai pengusungnya, termasuk di wilayah Jawa Timur. Terlebih, sosok Muhaimin dinilai memiliki pendukung fanatik di Jatim dan akan membawa efek tailcoat bagi partai pengusungnya.
“Muhaimin juga aktif di akar rumput dan memiliki pendukung yang fanatik mengingat dia sudah lama berkuasa di partai tersebut. Jadi mudah untuk memindahkan partai ini,” pungkas Firman.[aa/em]