Konflik Palestina-Israel, Jokowi Desak Perang dan Kekerasan Segera Dihentikan

Presiden Joko Widodo angkat bicara mengenai memanasnya konflik Palestina-Israel yang saat ini sedang memanas. Ia mendesak agar perang dan kekerasan yang terjadi saat ini segera dihentikan.

Jokowi mengatakan hal ini penting untuk menghindari lebih banyak korban jiwa dan kerusakan harta benda.

“Karena eskalasi konflik dapat memberikan dampak kemanusiaan yang lebih besar. Saya minta Menlu dan kementerian terkait segera mengambil tindakan cepat untuk melindungi WNI yang berada di wilayah konflik, kata Jokowi dalam telekonferensi pers di Jakarta, Selasa (10/10).

Ia menegaskan, akar permasalahan konflik Palestina dan Israel harus segera diselesaikan.

Presiden Jokowi dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa (10/10) mendesak agar perang dan kekerasan dalam konflik Palestina-Israel segera dihentikan.  (Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa (10/10) mendesak agar perang dan kekerasan dalam konflik Palestina-Israel segera dihentikan. (Biro Sekretariat Presiden)

Akar konflik yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus segera diselesaikan sesuai dengan parameter yang disepakati PBB, tambahnya.

Dukungan Duta Besar Negara-negara Arab untuk Palestina

Sementara itu, perwakilan kedutaan besar negara-negara Arab mengunjungi Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, Selasa (10/10). Kedatangannya untuk menyampaikan dukungan dan pesan solidaritas terkait perang yang terjadi antara Hamas dan Israel.

Perwakilan negara Arab yang datang adalah Maroko, Yaman, Yordania, Tunisia, Mesir, Uni Emirat Arab, Mauritania, Bahrain, Aljazair, Libya, Oman, Sudan, Suriah, Lebanon, Kuwait, Somalia, Irak, dan Iran.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun mengapresiasi, menyambut baik dan berterima kasih atas dukungan yang diberikan.

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Saleh Mahfud Al Shun (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan pada Selasa (10/10) terkait perkembangan terkini di Tepi Barat.  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Saleh Mahfud Al Shun (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan pada Selasa (10/10) terkait perkembangan terkini di Tepi Barat. (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

“Pesan solidaritas yang masif dari para Duta Besar negara-negara Arab, kemudian juga dari Indonesia, juga dari rombongan Megawati yang juga datang pagi ini, juga dari Dubes Iran. Semua memberikan dukungan untuk Palestina, untuk menjamin Palestina segera melakukan perlawanan. untuk bebas dan mandiri seperti semua orang di setiap negara,” kata Zuhair.

Zuhair menambahkan, pesan penting hari ini adalah berdasarkan hukum internasional yang ada, warga Palestina mempunyai hak untuk berperang dan membela diri di wilayah, tanah, dan kotanya sendiri.

“Agresi Israel selalu seperti itu, dimana saat ini yang terbunuh di Gaza semuanya adalah warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan dan semua orang. Dan mereka juga menghancurkan bangunan jika ada orang di dalamnya. Dari siapa hal ini bisa terjadi? Hanya dari Israel,” jelasnya.

“Mereka yang mengabaikan aturan dan ketentuan internasional, dan juga mengabaikan kemanusiaan,” tambahnya.

Kunjungan duta besar negara-negara Arab ke Kedutaan Besar Palestina di Jakarta pada Selasa (10/10) untuk memberikan dukungan terhadap Palestina pasca gempuran serangan yang dilakukan Israel.  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Kunjungan duta besar negara-negara Arab ke Kedutaan Besar Palestina di Jakarta pada Selasa (10/10) untuk memberikan dukungan terhadap Palestina pasca gempuran serangan yang dilakukan Israel. (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Ia berharap dan juga meyakini seluruh duta besar negara-negara Arab yang hadir pada hari ini akan selalu ada untuk Palestina, dan ingin Palestina merdeka. Dan juga ikut memerangi agresi militer Israel terhadap warga sipil di wilayah Gaza.

Ia menambahkan, Indonesia selalu terlibat dan bekerja keras bersama para pemimpin Palestina dan menurutnya ini bukan sekedar hubungan diplomatik.

“Saya tahu apa yang dirasakan dan diharapkan Indonesia terhadap Palestina. Mereka selalu bekerja di level tinggi, seperti yang disampaikan dalam pernyataan Menteri Luar Negeri Marsudi baru-baru ini. Terima kasih untuk Indonesia, untuk semuanya. Insya Allah kita akan berdoa di Yerusalem dan Palestina pasti merdeka, tutupnya.

Partai buruh yang terdiri dari aliansi beberapa serikat buruh menggelar aksi damai Hentikan Perang Palestina-Israel di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat pada Selasa (10/10) di Jakarta.  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Partai buruh yang terdiri dari aliansi beberapa serikat buruh menggelar aksi damai Hentikan Perang Palestina-Israel di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat pada Selasa (10/10) di Jakarta. (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Agung Nurwijono mengatakan, dukungan yang ditunjukkan duta besar negara-negara Arab untuk Palestina di Jakarta menunjukkan masih adanya solidaritas yang cukup tinggi. Menurutnya, negara-negara Arab tersebut memahami bahwa apa yang dilakukan Hamas merupakan bentuk respon terhadap permasalahan atau kekerasan struktural dan ketidakadilan yang dialami warga Palestina selama ini.

“Dan harapannya tidak berhenti sampai disitu saja, tapi dilanjutkan dengan tindakan yang lebih konkrit, karena secara umum kita juga melihat narasi terkait normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan Israel sekarang, dan saya melihat dalam kaitannya dengan itu, negara-negara Arab harus bisa menunjukkan kalau normalisasi ada dampaknya juga, itu yang memang dibutuhkan Palestina. Baiklah, mau buka hubungan dengan Israel tapi tetap harus berimplikasi pada kemerdekaan Palestina, dukungan terhadap Palestina, dan lain sebagainya, kata Agung kepada KILAT NUSANTARA.

Lantas, bagaimana dukungan Indonesia selanjutnya terhadap Palestina mengatasi masalah ini? Agung menjawab, dukungan dalam bentuk politik mutlak dan tetap diperlukan. “Bahkan di tingkat presiden pun, keharusan bersuara sudah menjadi sebuah keniscayaan dalam konteks persoalan Palestina sebagai wujud posisi Indonesia terhadap dinamika yang terjadi di Palestina,” imbuhnya.

Agung menambahkan, pernyataan Indonesia sudah tepat dalam menghimbau semua pihak untuk tidak menggunakan kekerasan, apalagi dengan perang yang sudah terjadi. Menurutnya, Indonesia harus bisa mendorong cara atau langkah diplomasi untuk menghentikan perang.

“Efeknya kalau ini terus terjadi, yang terjadi di Palestina hanya satu kata, yaitu perlawanan. Jadi perang tidak akan mereda, tapi perang akan meningkat, terus meningkat. Dalam kondisi seperti ini cukup beresiko, karena kekerasan di suatu tempat dapat menimbulkan berbagai macam solidaritas, seperti yang kita lihat satu atau dua hari terakhir ini, ternyata ketegangan tidak hanya terjadi di Jalur Gaza, namun ketegangan juga terjadi di wilayah Utara, seperti Hizbullah. sudah mengirimkan rudal, macam-macam,” jelasnya.[gi/ab]

Tinggalkan Balasan