Demonstrasi memprotes serangan balasan Israel ke Gaza dan dukungan kuat Amerika terhadap Israel kembali terjadi di Jakarta.
Puluhan orang berkumpul di depan Kedutaan Besar Amerika di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jumat sore (20/10) sesaat setelah salat Jumat. Massa mengawali aksinya dengan menyebarkan fotokopi gambar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden dalam format hitam putih, di tengah jalan, lalu membakar sejumlah surat kabar tersebut. Yang lain kemudian membakar bendera Israel sambil mengucapkan takbir.
Sebuah bendera Palestina berukuran besar kemudian dikibarkan di jalan yang telah diblokir oleh polisi. Beberapa polisi membujuk massa untuk tidak mengibarkan bendera di tengah jalan agar tidak mengganggu arus lalu lintas, namun seruan mereka tidak digubris.
Puluhan pengunjuk rasa kemudian bergerak ke depan kantor PBB di Jl. MH. Thamrin jaraknya tidak terlalu jauh. Mereka bergabung dengan sekitar 300 demonstran yang menamakan dirinya “Komite Solidaritas untuk Palestina dan Yaman”, yang mengaku berasal dari Banten, Bandung, dan ibu kota Jakarta.
Koordinator lapangan demonstrasi, Zaid Ali, mengatakan mereka memprotes “kekejaman dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel di Gaza, dan cek kosong yang diberikan oleh rezim Amerika dan sekutunya yang selalu mendukung kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel.”
Lebih lanjut Zaid Ali mengatakan, massa yang dipimpinnya datang ke kantor PBB di Jakarta untuk menyampaikan tuntutan agar “PBB memberikan tekanan maksimal kepada Israel untuk menghentikan pemboman tanpa pandang bulu terhadap orang-orang tak berdosa di Gaza, dan mendesak Israel untuk menghentikan pendudukan atas Palestina.” Total ada enam tuntutan yang diajukan massa.
Sementara itu, Rahmad Riyadi, pengunjuk rasa Dompet Duafa mengatakan, “kami menyikapi perkembangan terkini di Palestina yang situasinya semakin brutal, dimana instalasi kemanusiaan dibom dengan dalih mencari pejuang Hamas yang menyerang Israel pada 7 Oktober. Dompet Duafa peduli akan hal ini dan mengajak masyarakat membuka mata bahwa ada masalah di Jalur Gaza.”
Dua orang perwakilan pengunjuk rasa diterima oleh perwakilan kantor PBB di Jakarta, yang menyatakan akan menyampaikan tuntutannya ke markas besar PBB di New York.
Enam tuntutan yang disampaikan antara lain mendesak pemerintah Indonesia menghentikan segala bentuk kerja sama perdagangan dengan Israel dan menutup pintu rencana normalisasi hubungan diplomatik dengan negara tersebut. Mereka juga menuntut “solusi satu negara” hanya untuk kemerdekaan Palestina. [iy/em]