Tujuh puluh pelari akan mengikuti “Jelajah Timur Run for Equality” yang diselenggarakan oleh organisasi Plan Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 26 hingga 29 Oktober. Mereka akan berlari dalam dua etape yakni sepanjang 55 kilometer dan 108 kilometer dari Kota Soe di Kabupaten Timor Tengah Selatan hingga Kupang.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widyastuti mengatakan, kegiatan tersebut memiliki konsep ultramaraton amal Hal ini bertujuan untuk menggalang donasi untuk pembangunan sarana air bersih dan pencegahannya pengerdilan di Nusa Tenggara Timur.
“Salah satu permasalahan yang kita lihat di NTT adalah pengerdilanJadi pencegahan stunting dan menurut data, air bersih memang menjadi masalah. “Mungkin masih menjadi permasalahan di hampir 50 persen wilayah tempat kami bekerja,” jelas Dini dalam arahan Mingguan Kemenparekraf, Senin (23/10).
Kegiatan Eksplorasi Timur ini telah dilaksanakan sejak tahun 2019, dan hasil penggalangan dana langsung digunakan untuk membangun sarana air bersih di 12 desa di Nusa Tenggara Timur.
Semangat Pelari Membantu Menyediakan Sarana Air Bersih
Adita Irawati, salah satu peserta kegiatan ini mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan ini, apalagi setelah diajak melihat kondisi desa-desa yang akan dibangun fasilitas air bersih hasil kegiatan ini.
“Ternyata mereka sangat butuh pertolongan dan susah banget. Kita pernah diajak ke sumber air dan turun ke jurang ya, susah banget, bayangin kalau sehari-hari masyarakat harus cari air. susah sekali,” kata Adita yang akan mencalonkan diri pada kategori tersebut. kursus penuh sejauh 108 kilometer.
Founder dan Managing Director Virtuatlon Indonesia Ramli Alrashid mengatakan, pihaknya mengajak seluruh komunitas lari dan non lari di seluruh Indonesia untuk berpartisipasi dalam Eksplorasi Timur Indonesia melalui virtual dan hibrida di daerahnya masing-masing, sambil mengumpulkan sumbangan.
“Jadi saat ini kita sudah bekerjasama dengan hampir seluruh komunitas lari dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Sorong dan Manokwari, dan nanti kita akan bergerak bersama di tanggal yang sama, waktu yang sama, meski nanti ada perbedaan jam. di Indonesia Timur dan Indonesia Tengah untuk bergerak bersama kampanye sama yaitu ‘Run for Equality Jelajah Timur’,” ujar Ramli yang juga akan mencalonkan diri pada kategori tersebut setengah saja sejauh 55 kilometer.
Target Penyediaan Sarana Air Bersih di Tiga Desa
Dalam publikasinya di Kitabisa.com, pada tahun 2023 ada tiga desa yang diharapkan terbantu memiliki fasilitas air bersih, yakni Desa Enonapi, Desa Tunis, dan Desa Besnam di Soe, Kabupaten Tenggara Selatan.
Kabupaten Timor Tengah Selatan mempunyai iklim kering dan kontur tanah yang sebagian besar tandus, berbatu dan berkapur, sehingga sumber air semakin langka. Minimnya fasilitas akses air bersih memaksa warga, terutama anak-anak, setiap hari harus mengambil air dari sumber yang jaraknya puluhan kilometer dari rumah mereka. Atau membeli air jika musim kemarau tiba.
Kondisi ini membuat daya beli masyarakat sangat rendah. Sementara itu, aspek kehidupan lainnya seperti pemenuhan gizi, kesehatan, kebersihan diri, dan pendidikan menjadi tidak terjangkau.
Berdasarkan penelitian Kementerian Kesehatan RI, 60 persen kasus pengerdilan disebabkan oleh tidak tersedianya air bersih dan sanitasi sesuai fakta di lapangan dimana jumlah kasus stunting mencapai 35,5 persen atau tertinggi di Indonesia. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mentoleransi angka kasus penggantig adalah 20 persen. Data juga menunjukkan bahwa 35 dari 100 anak di wilayah tersebut menderita pengerdilan. [yl/em]