Densus 88 Tangkap 59 Terduga Militan yang Berencana Mengganggu Pemilu

Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri telah menangkap 59 terduga militan yang diduga berencana mengganggu pemilu mendatang, kata juru bicara unit kontraterorisme, Kombes Aswin Siregar.

Sembilan belas dari mereka yang ditangkap berasal dari jaringan Jemaah Islamiah (JI), yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda, sedangkan 40 tersangka lainnya berasal dari Jemaah Ansharut Daulah (JAD), yang telah berjanji setia kepada ISIS.

Aswin mengatakan, militan JAD diduga merencanakan serangan untuk mengganggu pemilu presiden dan legislatif pada 14 Februari. “Bagi mereka pemilu tidak bermoral dan bertentangan dengan syariat Islam,” kata Aswin dalam konferensi pers.

“Mereka berencana menyerang fasilitas polisi. “Hal ini terkait dengan tujuan utama mereka, yakni membatalkan pemilu,” imbuhnya tanpa menjelaskan lebih lanjut rencana yang disangkakan tersebut.

FILE - Senjata api dan barang sitaan Pasukan Anti Teror Indonesia (Densus 88), terlihat usai penangkapan pria diduga simpatisan ISIS di Bekasi, Jawa Barat, 14 Agustus 2023. (Antara Foto/Fakhri Hermansyah/ via REUTERS)

FILE – Senjata api dan barang sitaan Pasukan Anti Teror Indonesia (Densus 88), terlihat usai penangkapan pria diduga simpatisan ISIS di Bekasi, Jawa Barat, 14 Agustus 2023. (Antara Foto/Fakhri Hermansyah/ via REUTERS)

Para tersangka ditahan dalam operasi pada 2 Oktober hingga 28 Oktober dan polisi juga menyita sejumlah senjata dan bahan kimia untuk membuat bom, kata Aswin.

Indonesia, negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan menghadapi serangkaian serangan militan pada tahun-tahun setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, termasuk pemboman di pulau Bali pada tahun 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang, banyak di antaranya mereka turis Australia. Aksi bom di Bali diyakini didalangi oleh JI.

Namun, para analis keamanan mengatakan ancaman militan telah berkurang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar disebabkan oleh keberhasilan operasi pasukan keamanan.

Aswin juga memperingatkan bahwa protes pro-Palestina dan penggalangan dana sejak kekerasan baru-baru ini di Timur Tengah dapat memicu kemarahan dan memicu serangan militan. “Hal ini menimbulkan semangat untuk melakukan aksi teroris,” ujarnya. [ab/uh]

Tinggalkan Balasan