PBNU Serukan Diakhirinya Kekerasan di Jalur Gaza

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta berbagai pihak menghentikan kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza, Palestina.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf meminta semua pihak menghentikan tindakan yang menggunakan agama untuk membenarkan penindasan dan perusakan terhadap berbagai kelompok. Terutama di wilayah Israel dan Palestina yang mengakibatkan bencana kemanusiaan. Untuk itu, Yahya pun meminta semua pihak menghentikan kekerasan dan pengrusakan di sekitar wilayah Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan.

“Tetapi kita juga melihat hal ini terjadi di berbagai belahan dunia lainnya. Dan kita bersama-sama menyaksikan bahaya dan bencana yang diakibatkan oleh perilaku dan tindakan tersebut,” kata Yahya Cholil Staquf di Jakarta, Selasa (31/10).

Yahya juga menyerukan agar umat beragama melakukan konsolidasi, khususnya otoritas agama di seluruh dunia untuk bekerja sama menghilangkan kekerasan dan ketidakadilan, termasuk mendorong negara-negara untuk menegakkan tatanan dunia berdasarkan perjanjian dan hukum internasional.

PBNU juga berencana menggelar kegiatan internasional di Jakarta pada akhir November agar umat beragama bisa memanfaatkannya untuk melakukan konsolidasi, termasuk membahas konflik di Gaza.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Indonesia (PBNU), Yahya Cholil Staquf.  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Indonesia (PBNU), Yahya Cholil Staquf. (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

“Mendukung penuh sikap dan langkah pemerintah Republik Indonesia yang terus mengupayakan penyelesaian konflik Israel-Palestina secara adil sesuai dengan hukum dan perjanjian yang ada,” imbuhnya.

Yahya juga mengajak warga NU menggalang dana kemanusiaan untuk membantu warga Palestina. Dana tersebut selanjutnya akan disalurkan melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sadaqah (LAZIZNU).

Pada kesempatan lain, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia akan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Menurut Jokowi, Indonesia terus mengikuti perkembangan di Jalur Gaza dan marah atas memburuknya situasi kemanusiaan di sana. Hal itu disampaikan Presiden usai memimpin rapat terbatas (ratas) membahas perkembangan konflik Palestina-Israel, Senin (30/10/2023), di Istana Merdeka, Jakarta. [sm/lt]

Tinggalkan Balasan