Ganjar Slim Memimpin dalam Jajak Pendapat Baru

Kandidat presiden Indonesia Ganjar Pranowo untuk pertama kalinya memimpin dalam jajak pendapat baru yang dirilis Senin (6/11), mengungguli saingan dekatnya sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Survei yang dilakukan Charta Politika pada 26-31 Oktober menunjukkan 36,8 persen dari 2.400 responden mendukung Ganjar dari partai berkuasa, 34,7 persen mendukung Prabowo, dan 24,3 persen mendukung Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta.

Prabowo, yang mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden, unggul tipis atas mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar dalam sebagian besar jajak pendapat dalam beberapa bulan terakhir, dan keduanya bersaing ketat hampir sepanjang tahun ini. Survei Charta Politika sejak 2021 sebagian besar menempatkan Ganjar memimpin.

Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan ketidakpuasan terhadap peran Presiden Joko Widodo dalam pemilihan presiden, khususnya persepsi mengenai keterlibatannya dalam keputusan pengadilan yang kontroversial mengenai persyaratan kelayakan yang memungkinkan putranya menjadi pasangan calon wakil presiden Prabowo.

Calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming tiba di KPU pada Rabu (25/10) untuk mendaftar sebagai cawapres pada Pilpres 2024.  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Gibran Rakabuming tiba di KPU pada Rabu (25/10) untuk mendaftar sebagai cawapres pada Pilpres 2024. (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Jokowi menolak mengomentari keputusan Mahkamah Konstitusi bulan lalu, di mana saudara iparnya menjabat sebagai ketua.

Hampir 40 persen dari mereka yang disurvei mengatakan mereka yakin Jokowi telah mempengaruhi keputusan pengadilan, sementara 23,3 persen tidak setuju dan 37 persen tidak menjawab atau mengatakan tidak tahu.

Hampir separuh responden merasa putranya yang berusia 36 tahun, Gibran Rakabuming Raka, tidak cocok menjadi wakil presiden, sementara 59 persen menyatakan tidak setuju dengan dinasti politik.

Hampir 205 juta dari lebih dari 270 juta penduduk Indonesia berhak memilih pada pemilu 14 Februari.

Jokowi sedang menyelesaikan masa jabatannya yang kedua dan terakhir dan belum secara resmi mendukung kandidat mana pun, meskipun beberapa orang dalam politik mengatakan bahwa ia diam-diam memainkan peran sebagai calon presiden. pembuat raja mencoba mempertahankan pengaruhnya ketika ia lengser dari jabatannya, setelah sebelumnya menjanjikan dukungan kepada Ganjar namun diam-diam mendukung Prabowo.

Baru-baru ini, Jokowi menyatakan tak akan terlibat dalam pencalonan tersebut.

Beberapa pakar politik melihat masuknya Gibran sebagai sebuah langkah yang memungkinkan presiden yang akan keluar dari jabatannya untuk mempertahankan pengaruh politiknya, sekaligus memungkinkan Prabowo memanfaatkan basis dukungan besar terhadap Jokowi.

Namun, Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politika, mengatakan keputusan Prabowo untuk mencalonkan diri bersama putra presiden turut berkontribusi pada keunggulan Ganjar pada pemilu lalu. Gibran melemahkan Prabowo, kata Yunarto. [ab/uh]

Tinggalkan Balasan