Jokowi mengatakan, status keanggotaannya telah diputuskan oleh FATF pada (27/10) di Paris, Prancis.
“Hari ini saya ingin menyampaikan kabar gembira dari hasil perundingan di Paris akhir Oktober lalu. Alhamdulillah, Indonesia diterima secara aklamasi sebagai anggota tetap Financial Action Task Force (FATF) yang ke-40,” kata Jokowi di sela-sela acara. Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/11).
Menurutnya, keanggotaan Indonesia di FATF cukup penting karena dapat meningkatkan persepsi positif terhadap sistem keuangan Indonesia. “Yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kepercayaan diri Dan memercayai “Indonesia dari segi iklim usaha dan investasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi berharap dengan bergabung dalam FATF, Indonesia mampu mencegah kasus pencucian uang dan pendanaan terorisme di Tanah Air.
“Kami berharap ini menjadi langkah awal menuju tata kelola rezim anti pencucian uang yang lebih baik di Indonesia dan pencegahan pendanaan teroris,” tegasnya.
FATF sendiri merupakan organisasi internasional yang fokus pada upaya global dalam memberantas pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal.
Dalam siaran persnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, status keanggotaan ini diperoleh setelah melalui serangkaian pengujian, baik dari penilaian mutual evaluasi review (MER) on site visit oleh tim FATF pada Juli hingga Agustus 2020 serta serta review yang dilakukan pada Rapat paripurna pada bulan Juni 2023.
“Keanggotaan Indonesia di FATF akan memberikan dampak positif terhadap kredibilitas perekonomian negara, yaitu meningkatkan persepsi positif terhadap sistem keuangan Indonesia yang akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi pesat melalui investasi baik dalam maupun luar negeri,” kata Menteri Keuangan Sri .
Selain itu, kata dia, dengan bergabung menjadi anggota penuh FATF, Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi yang luas dalam menentukan kebijakan strategis global terkait Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pendanaan Proliferasi Senjata Massal. Penghancuran. Kontribusi tersebut juga akan semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang berintegritas dan mampu berkontribusi aktif di kancah internasional.
Ekonom Indef Eko Listyanto mengamini bahwa keanggotaan Indonesia di FATF akan berdampak positif terhadap iklim investasi di tanah air dalam jangka panjang.
“Dari segi investasi ke depan, menurut saya bagus. Tentu ada konsekuensinya karena kita tidak lagi menoleransi aspek pencucian uang dan lain-lain yang sifatnya gelap,” kata Eko.
Meski demikian, ia menggarisbawahi masuknya Indonesia ke dalam anggota FATF tidak serta merta membuat sistem keuangan negara cepat bersih. Menurutnya, hal tersebut bisa dicapai dalam jangka panjang dan harus diikuti dengan tata kelola atau pemerintahan praktik yang baik di dalam negeri dan pengawasan ketat dari institusi terkait agar tidak terjadi tindak pidana seperti ini.
Menurutnya, sebagai negara berkembang, tentu sistem di sektor keuangan harus mengadopsi tata kelola seperti yang ada di negara maju. Dengan begitu, ke depannya negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, diharapkan tidak menjadi sarang pencucian uang.
“Kalau kita lihat indeks persepsi korupsinya, kita masih jauh dari kata baik. Kemungkinan itu ada karena tingkat korupsinya tinggi, bahkan sampai mengganggu tingkat kepercayaan masyarakat global terhadap Indonesia. Tentu ada aspeknya. uang tidak sekedar disimpan, tapi pasti ada pencucian uang, itu yang ingin dihindari terkait antara upaya pemberantasan korupsi, kemudian penegakan peraturan sektor keuangan yaitu bergabung dengan FATF. Jadi arahnya ke sana,” tutupnya. [gi/ab]