Dianggap mengusung pesan LGBT, konser Coldplay pun diperagakan

Dengan membentangkan spanduk berukuran besar bergambar vokalis Coldplay Chris Martin, puluhan massa pada Jumat (10/11) berunjuk rasa di depan Mabes Polri, menuntut konser band papan atas itu dibatalkan pada pekan depan.

Kelompok yang menamakan dirinya Gerakan Nasional Anti-LGBT (Geranati-LGBT) menilai band Coldplay mengkampanyekan perilaku menyimpang yang dilakukan kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Setelah melakukan mediasi dengan perwakilan kepolisian dan menyampaikan tuntutan agar pihak berwenang tidak memberikan izin konser atau membatalkan izin konser grup musik asal Inggris tersebut, Geranati-LGBT berpindah ke Kedutaan Besar Inggris.

Di depan Kedutaan Besar Inggris, massa yang semakin bertambah kembali berteriak memprotes Coldplay menjadi juru kampanye LGBT. Juru Bicara Geranati-LGBT, Novel Bamukmin mengatakan, penindakan terhadap kedatangan Coldplay sebenarnya sudah berlangsung beberapa bulan lalu. Namun, menurut Novel, ada beberapa pihak yang justru berupaya mengadu domba masyarakat dengan aparat.

“Ada yang bilang ‘jangan coba-coba PA 212 (Ikatan Alumni 212.ed) menghalangi konser Coldplay, Menko Polhukam akan siapkan aparatnya.’ Artinya kita akan diadu oleh aparat, saling kontak di lapangan, ini sangat berbahaya, ujarnya.

Aksi massa Geranati-LGBT yang membawa spanduk dan mendatangi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (10/11), menolak konser Coldplay yang digelar Rabu (15/11) mendatang di Jakarta.  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Aksi protes massa Geranati-LGBT, membawa spanduk dan mengunjungi Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (10/11), menolak konser Coldplay yang digelar Rabu (15/11) mendatang di Jakarta. (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Pernyataannya di Mabes Polri kembali ia sampaikan bahwa LGBT adalah perilaku menyimpang yang tidak sesuai UUD 1945, dan melanggar aturan agama. “Kami tidak anti seni, tapi kami menentang apa pun yang membawa LGBT karena bertentangan dengan hukum agama,” imbuhnya.

Perwakilan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menemui beberapa pengunjuk rasa, namun tidak mengeluarkan pernyataan apa pun.

Massa kemudian berpindah ke Patung Kuda, dekat Monas. Tujuannya menuju gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam). Meski tak bisa menjangkau dua gedung kementerian tersebut karena dijaga aparat keamanan, massa tetap berunjuk rasa.

Koordinator lapangan Geranati-LGBT, Hussein, mengatakan kepada wartawan, hal lain yang membuat mereka memprotes konser Coldplay adalah karena berlangsung di tengah konflik Israel-Hamas yang berkecamuk.

Aksi penolakan konser Coldplay di depan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (10/11).  (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

Aksi penolakan konser Coldplay di depan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Jumat (10/11). (KILAT NUSANTARA/Indra Yoga)

“Indonesia mati-matian membela Palestina, bahkan kini ada konser yang mengkampanyekan LGBT,” kata Hussein. Ia mengancam akan pergi ke bandara, mengepung hotel, atau mengambil tindakan untuk mencegah konser berlangsung, jika Coldplay tetap tampil di Jakarta. Kecuali jika pemerintah bisa menjamin Coldplay hadir tanpa membawa unsur LGBT dalam konsernya, tegasnya.

Massa baru bubar setelah diterima perwakilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Coldplay Siap Tampil di Jakarta 15 November

Coldplay dijadwalkan tampil di Stadion Gelora Bung Karno pada Rabu (15/11). Konser ini merupakan bagian dari tur dunia grup yang beranggotakan vokalis dan pianis Chris Martin, gitaris Jonny Buckland, bassis Guy Berryman, dan drummer Will Champion.

Konser di Asia dimulai di Tokyo, Jepang, pada tanggal 6 dan 7 November, dan dilanjutkan ke Taiwan pada tanggal 11 November. Jakarta merupakan kota ketiga di Asia yang menjadi lokasi konser, disusul Perth, Australia; Kuala Lumpur, Malaysia; Manila, Filipina; Singapura; dan Bangkok, Thailand.

Secara khusus, konser di Singapura akan berlangsung selama enam hari, dimulai pada 23 November. Hal ini seolah memberikan kesempatan bagi para penggemar Coldplay yang sudah kehabisan tiket di kota-kota yang mereka kunjungi. Seluruh tiket pertunjukan di Jakarta sudah terjual habis enam bulan lalu. [iy/em]

Tinggalkan Balasan