ADMM Plus Yakin Dapat Memecahkan Masalah Keamanan di Kawasan dengan Kolaborasi Global

Para menteri pertahanan negara-negara anggota Association of Nations (ASEAN) mengadakan pertemuan dengan para menteri pertahanan atau perwakilan sejumlah negara mitra yang tergabung dalam ADMM Plus, di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (16/11). Negara mitranya antara lain: Amerika (AS), Jepang, Australia, China, Selandia Baru, India, Rusia, dan Korea.

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto mengatakan pertemuan tersebut menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan dialog dan kerja sama antara negara-negara ASEAN dan seluruh negara mitra dalam menghadapi tantangan keamanan yang kompleks dan terus berkembang. Menurutnya, berbagai permasalahan keamanan di kawasan hanya dapat diselesaikan melalui kolaborasi global yang terbuka dan berjangka panjang.

“Tingkat kesejahteraan kawasan kita terus meningkat, untuk itu kita sadar bahwa perdamaian dan keamanan harus kita jaga. Untuk itu kita semua merasa mekanisme seperti ini sangat penting.” Banyak negara yang merasa bahwa ADMM dan ADMM plus mekanismenya sangat penting,” kata Prabowo seraya menambahkan bahwa beberapa negara lain seperti Inggris, Prancis, dan Uni Eropa juga telah meminta untuk menjadi negara mitra ASEAN namun saat ini masih dibahas.

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (tengah), menyampaikan sambutan pada Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN Plus di Jakarta, Kamis, 16 November 2023. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (tengah), menyampaikan sambutan pada Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN Plus di Jakarta, Kamis, 16 November 2023. (Willy Kurniawan/Pool Photo via AP)

Melihat permasalahan geopolitik dunia yang semakin pelik, termasuk sengketa di Laut Cina Selatan, Indonesia mendukung penambahan negara anggota. Konflik di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir selalu memicu perselisihan antar beberapa negara. ASEAN terus mendorong upaya pembuatan kode etik (Kode etik/COC) atau prosedur tetap untuk menghindari kemungkinan kesalahpahaman atau insiden yang menimbulkan ketegangan di kawasan.

Sebelumnya, para menteri pertahanan ASEAN juga melakukan pertemuan terpisah dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Jepang Munoru Kihara. Kedua pertemuan tersebut diadakan secara tertutup.

Dalam keterangan tertulis seusai seluruh pertemuan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyinggung hubungan ASEAN dengan Amerika dan Jepang yang berlangsung di berbagai tingkatan, serta besarnya kontribusi kedua negara dalam menjaga perdamaian dan kesejahteraan di kawasan.

“Penting bagi adanya keterlibatan berkelanjutan antara ASEAN dan AS untuk secara efektif mengatasi tantangan-tantangan yang muncul. Dialog rutin, kunjungan tingkat tinggi, dan berbagai mekanisme informasi berperan penting dalam menumbuhkan kepercayaan, transparansi, dan saling pengertian, kata Prabowo.

Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara (atas), hadir secara virtual pada Pertemuan Informal Menteri Pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Jepang di Jakarta, Rabu, 15 November 2023. (AP/Dita Alangkara)

Menteri Pertahanan Jepang Minoru Kihara (atas), hadir secara virtual pada Pertemuan Informal Menteri Pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)-Jepang di Jakarta, Rabu, 15 November 2023. (AP/Dita Alangkara)

Pengamat Keamanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Muhamad Haripin menilai pertemuan para menteri pertahanan ASEAN dan mitranya berkontribusi dalam memperkuat koordinasi mitigasi risiko keamanan di Asia Tenggara. Selain itu, pada tataran teknis, negara-negara anggota ADMM dan ADMM Plus juga bekerja sama di banyak sektor, seperti industri pertahanan dan medis.

Namun keberadaan kedua forum tersebut dinilai belum sepenuhnya berhasil menyelesaikan persoalan sengketa perbatasan laut di Laut Cina Selatan. Sebab, ADMM terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang ingin membahas permasalahan dan kelompok yang tidak. Padahal, jika melihat potensi ancaman dalam beberapa tahun ke depan, ADMM juga perlu memperhatikan masalah ini, tidak menutup kemungkinan juga mencakup Amerika dan China.

“ADMM bisa jadi sejenis ‘mekanisme penyeimbangan’ di antara forum bilateral/multilateral serupa yang diprakarsai oleh AS atau Tiongkok. Dan sejauh ini itulah peran yang dimainkan oleh ADMM. “Sejalan dengan tantangan ke depan, kiprah ADMM nampaknya semakin dibutuhkan di kawasan karena dengan adanya misalnya AUKUS, Quad, dan lain-lain,” kata Haripin. [fw/em]

Tinggalkan Balasan