Otoritas IKN Jawab Pertanyaan Mengapa Investor Asing Belum Masuk

Otoritas IKN Jawab Pertanyaan Mengapa Investor Asing Belum Masuk

Absennya investor asing dalam rencana pengembangan Ibu Kota Negara Republik Indonesia (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur menimbulkan pertanyaan. Apakah mega proyek ini kurang menarik di mata investor asing?

Saat berkunjung ke Amerika pekan lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan hingga saat ini belum ada investor asing yang masuk untuk mengikuti proyek pembangunan IKN.

“Sampai saat ini belum ada, tapi saya yakin setelah investor dalam negeri semakin banyak masuk setiap bulannya, investor dari luar (dalam negeri) akan segera masuk. Kita lihat saja, pasti masuk, ” kata presiden.

Pernyataan tersebut langsung menyedot perhatian masyarakat, pasalnya selama ini pemerintah selalu mengklaim adanya minat yang besar dari investor baik asing maupun dalam negeri terhadap pengembangan IKN.

Berbicara dalam telekonferensi di Jakarta, Senin (20/11), Deputi Bidang Pembiayaan dan Investasi Otoritas Ibu Kota Kepulauan (OKIN) Agung Wicaksono mengaku sudah banyak pihak asing yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi di calon ibu kota negara baru Indonesia tersebut. Namun, belum ada yang masuk secara individu untuk berinvestasi di IKN.

“Belum masuk sebenarnya. Bahkan, sudah masuk bersama mitra investor dalam negeri. Dan ini sejalan dengan pesan Presiden, jika (investor) asing masuk harus bermitra dengan investor dalam negeri, kata Agung.

Menurut dia, ada dua alasan mengapa investor asing belum mandiri masuk ke proyek pembangunan IKN. Pertama, karena pemerintah mengutamakan investor asing yang bisa berkolaborasi dengan investor dalam negeri. Kedua, pada tahap investasi yakni tahap pengkajian dan penentuan prioritas, investor dalam negeri dinilai lebih cepat dalam mengikuti prosesnya. Meski begitu, dia menegaskan investor asing tidak harus bermitra dengan investor merah putih jika ingin menanamkan modalnya di IKN nantinya.

“Tidak harus (kemitraan) tapi akan ada lebih baik dalam fase pionir, fase pionir ini. Dan tentu saja kami terbuka. Langkah berikutnya-Ini sedang kami evaluasi karena banyak investor asing yang ingin masuk sendiri. Kita lihat apakah mereka memenuhi kriteria, dan siap juga. Jadi bisakah kamu masuk sendiri? “Mungkin saja,” jelas Agung.

Ia juga membantah anggapan aturan harus menggandeng investor dalam negeri membuat investor asing tersebut mengurungkan niatnya untuk ikut mengembangkan IKN. Sebab hingga saat ini OKIN telah menerima ratusan surat ketertarikan dari investor asing.

“Saya kira asing bukan berarti belum masuk, tapi selain yang bermitra (dengan investor dalam negeri) yang sudah masuk tahap due diligence, asingnya cukup banyak,” ujarnya.

Agung mencontohkan investor asing yang menggandeng investor nasional, yakni pada proyek pembangunan Hotel Nusantara yang bekerjasama dengan Accor Group dari Swiss, kemudian Mayapada Hospital yang bekerjasama dengan Apollo Hospital dari India. Dan PT PLN (Persero) melalui anak perusahaannya, Nusantara Power, melakukan hal tersebut bekerja sama dengan investor asal Singapura bernama Sembcorp untuk membangun PLTS berkapasitas 50 megawatt (MW).

Target Investasi Rp 45 Triliun pada Akhir Tahun 2023

Lebih lanjut Agung menjelaskan, sudah ada 305 surat minat atau surat minat (LOI) yang masuk untuk mengambil bagian dalam mega proyek ini. Dari jumlah tersebut, 172 berasal dari investor Merah Putih.

“Jadi kalau 305 dari 305 itu 172 orang merah putih, maka 133 sisanya adalah investor asing. Kebanyakan dari mereka mulai dari Asia, seperti Singapura, Jepang, Malaysia, China, Korea, tapi ada juga Amerika, dan negara-negara Eropa. Timur Tengah, dan lain-lain,” jelasnya.

OKIN menargetkan realisasi investasi hingga akhir tahun ini mencapai Rp 45 triliun. Realisasi investasi hingga November 2023 tercatat sebesar Rp35 triliun dengan 21 perusahaan telah melakukan peletakan batu pertama atau terobosan pada bulan September dan November. Rencananya hal ini akan dilakukan pada Desember mendatang terobosan lainnya dengan nilai investasi Rp 10 triliun.

“Rp35 triliun ini non-APBN dan ini baru tahun 2023, dan targetnya sampai akhir tahun bisa mencapai Rp45 triliun,” ujarnya.

Ekonom: Investor Asing Masih Ragu

Ekonom CORE Indonesia Muhammad Faisal mengatakan, skema kemitraan antara investor asing dan dalam negeri dalam proyek pengembangan IKN cukup baik. Menurutnya, hal ini dapat membuat proses investasi menjadi lebih mudah dan cepat.

“Skema kemitraan ini menurut saya bagus, karena di satu sisi dibutuhkan peran investor asing karena dari segi permodalan mungkin lebih besar. Tapi dari segi faktor efisiensi dari segi pengerjaan, pengetahuan (investor) dalam negeri. lapangannya memang lebih kuat. “Jadi bisa jadi sinergi yang bagus menurut saya,” kata Faisal.

Selain itu, ia menilai pemerintah harus cukup ketat dalam menyeleksi investor baik dalam maupun luar negeri untuk ambil bagian dalam proyek ini, terutama yang terkait dengan sektor pertahanan dan keamanan.

Meski demikian, Faisal melihat ada beberapa faktor yang membuat investor asing masih ragu menanamkan modalnya di mega proyek tersebut, di antaranya adalah tingkat pengembalian keuntungan.

“Ini adalah sebuah proyek Yang lapangan hijau, membuka lahan baru. Jadi dari sudut pandang investasi, ini adalah investasi yang tidak bisa diharapkan menghasilkan return atau keuntungan dalam waktu singkat. Artinya risiko investasi lebih besar karena hanya bisa dinikmati dalam jangka menengah dan panjang, jelasnya.

Kedua, kata dia, seberapa konsisten kebijakan pemerintah terkait pengembangan IKN. Apakah akan terus berlanjut atau berhenti di tengah jalan?

“Saya kira masih ada keraguan bagi investor asing. Pemerintah harus optimis dan percaya diri, tapi bagi investor perhitungannya adalah perhitungan bisnis. “Jika mereka tidak yakin akan mendatangkan keuntungan, dan ketika keuntungan itu tercapai, mereka cenderung lambat dalam merespon,” tutupnya. [gi/em]

Tinggalkan Balasan