Menlu Retno Ceritakan Tiga Upaya Rehabilitasi dan Reintegrasi Mantan Teroris

Berbicara dalam Global Counter Terrorism Forum di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York City, Amerika Serikat (AS), Rabu (20/9), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengingatkan akan terus meningkatnya angka terorisme. ancaman terorisme global.

Aksi teror terus berkembang, mulai dari serangan langsung yang menimbulkan ketakutan masyarakat, hingga propaganda di dunia maya dan eksploitasi teknologi baru, serta penggunaan drone dan kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan (AI).

Retno mengatakan, angka kematian akibat terorisme dalam lima tahun terakhir dilaporkan meningkat. Bagi Indonesia yang juga sedang diguncang kasus terorisme, rehabilitasi dan reintegrasi harus mencakup seluruh aspek, tidak hanya terbatas pada mantan narapidana teroris saja, namun juga harus memperkuat ketahanan masyarakat dan lingkungan yang menerima mereka.

Ada tiga upaya, jelas Retno, yang dilakukan Indonesia dalam menangani terorisme. Pertama, dengan memprioritaskan “seluruh pemerintahan” Dan “seluruh masyarakatsebagaimana tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme. Pendekatan ini menekankan pentingnya peran dan dukungan yang sinergis antara pemerintah dan masyarakat. Pendekatan ini juga memadukan pendekatan keras dan lunak, keterlibatan masyarakat, dan kerja sama internasional.

“Mengubah pemikiran ekstremisme menjadi pemikiran damai memerlukan dukungan semua pihak,” kata Retno.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam diskusi terkait Rohingya di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis 21 September 2023. (Foto: Kemlu/X)

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam diskusi terkait Rohingya di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Kamis 21 September 2023. (Foto: Kemlu/X)

Selain itu, tambahnya, memastikan kemajuan teknologi dan penelitian tidak disalahgunakan. Teknologi yang berkembang sangat pesat dapat memberikan ruang bagi berkembangnya ide-ide ekstremis. Salah satu lingkungan yang aman untuk melawan ekstremisme adalah melalui program pendidikan, khususnya bagi perempuan dan anak-anak.

Retno menjelaskan bagaimana Indonesia meluncurkan Pusat Pengetahuan Indonesia untuk mengintegrasikan sistem data dan mendukung pengambilan keputusan berbasis penelitian, dalam upaya memerangi ekstremisme, dan sekaligus menjamin keamanan negara.

Ia berharap negara-negara anggota Forum Kontraterorisme Global (Forum Kontraterorisme Global/GCTF) berkomitmen kuat untuk memastikan penerapan strategi rehabilitasi dan reintegrasi ini secara inklusif.

GCTF merupakan forum utama di luar kerangka PBB yang membahas kerja sama global dan upaya pertukaran informasi dalam menanggulangi terorisme dan ekstremisme kekerasan. Retno hadir sebagai salah satu ketua Kelompok Kerja Kontraterorisme Berbasis Kekerasan yang diketuai Indonesia dan Australia sejak tahun 2017.

Penutupan program ProPosoKu di Tasiraya, Desa Madale, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu 8 Maret 2023 (Foto: Yoanes Litha/KILAT NUSANTARA)

Penutupan program ProPosoKu di Tasiraya, Desa Madale, Poso, Sulawesi Tengah, Rabu 8 Maret 2023 (Foto: Yoanes Litha/KILAT NUSANTARA)

Terbatas pada Program Humanisasi dan Kontra Narasi

Diwawancarai melalui telepon, Pengamat terorisme Universitas Malikussaleh, Dr. Al Chaidar mengatakan, apa yang disampaikan Retno Marsudi masih belum menyentuh isu munculnya residivisme dalam gerakan teroris, sehingga program deradikalisasi terkesan hanya sukses. .

“Yang harus disampaikan kepada publik di luar dunia adalah bagaimana Indonesia menangani munculnya ekstremisme kekerasan dan terorisme. Program apa yang sudah dilaksanakan Indonesia dan program apa yang belum dilaksanakan,” kata Al Chaidar.

Diakuinya, hingga saat ini pemerintah hanya melaksanakan program humanisasi dan kontra narasi terhadap narapidana teroris dan mantan narapidana teroris, namun program kontra wacana dan pendataan terhadap teroris, mantan teroris, dan organisasi teroris belum dilakukan.

Program humanisasi merupakan program baru yang dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun ini. Program ini berupa pemberian bantuan keuangan kepada mantan narapidana teroris dan keluarganya. [fw/em]

Tinggalkan Balasan