Pemerintah Indonesia pada Senin (2/10) dini hari mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana banjir di Libya. Bencana tersebut diperkirakan telah menewaskan 20.000 orang dan memaksa 50.000 orang lainnya meninggalkan rumahnya menuju tempat yang lebih aman.
Plt. Deputi Bidang Pemerataan Pembangunan Daerah dan Penanggulangan Bencana Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Sorni Easter Daeli memimpin penyerahan bantuan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Senin (2/10) dini hari. Melihat besarnya kerugian akibat dampak banjir, pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara sahabat Libya ikut andil dalam meringankan penderitaan saudara-saudara kita di sana, kata Sorni.
Ada 27 jenis bantuan logistik berbobot lebih dari 46 ton yang dikirimkan Indonesia ke Libya. Bantuan tersebut meliputi lima unit tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, 50 unit genset, 1.000 unit velbed, 500 unit kasur, 1.250 paket alat kebersihan, 5.000 set pakaian anak, 2.500 set pakaian dewasa, 2.000 potong pakaian dalam. , alat 100 unit, kain kafan 1.000 1.000 unit, kantong jenazah 1.000 unit, lampu tenaga surya 30 unit, rendang 5.000 paket, susu protein 5.000 potong, dan makanan siap santap 5.000 paket.
Selain itu juga terdapat enam unit peralatan darurat, 65 paket kebersihan anak, 39 paket perlengkapan kebersihan ibu hamil, 42 paket perlengkapan kebersihan bayi, 60 paket disinfektan, 15 unit alat penyemprot disinfektan, 24 unit alat penyuling dan penjernih air, satu unit satu ton makanan pendamping ASI, satu ton makanan tambahan ibu hamil, satu paket kesehatan, dan lima paket alat bantu persalinan.
Nilai bantuan Indonesia mencapai lebih dari 13,9 miliar rupiah.
Sorni Easter Daeli mengatakan, bencana banjir di Libya “menjadi pengingat bagi Indonesia untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.” Penyerahan bantuan kemanusiaan ini diharapkan semakin mempererat hubungan bilateral Indonesia dan Libya, serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintah Libya.
Rencananya, bantuan ini akan diserahkan di Bandara Internasional Benina, Benghazi, Libya.
Hujan deras akibat Badai Daniel yang melanda Libya bagian timur pada 9 September lalu memicu banjir dahsyat yang menyebabkan dua bendungan di kawasan perbukitan kota Derna jebol. Setidaknya 30 juta meter kubik air merendam kota berpenduduk kurang dari 100.000 jiwa itu. Menteri Penerbangan Sipil Libya mengatakan 25 persen wilayah kota itu hilang.
Sepuluh hari setelah bencana dahsyat tersebut, Kantor Koordinasi Bantuan Kemanusiaan PBB mengatakan “jembatan yang rusak dan jalan yang tidak dapat dilalui serta dipenuhi puing-puing telah mengganggu pasokan makanan, mengganggu akses ke pasar, dan menciptakan kekurangan pangan.”
Jumlah korban tewas dan luka terus bertambah
Hingga 15 September, Bulan Sabit Merah Libya menyebutkan bahwa dari sekitar 20.000 korban tewas dalam bencana banjir ini, 11.300 di antaranya berasal dari kota Derna saja. Sementara itu, 7.000 orang mengalami luka-luka dan sedikitnya 10.100 orang masih dilaporkan hilang. Angka-angka ini sulit dikonfirmasi karena kurangnya fasilitas telekomunikasi dan rusaknya infrastruktur Libya.
Organisasi Internasional untuk Migrasi, IOM, melaporkan jumlah orang yang mencoba meninggalkan Derna menuju kamp pengungsi di timur telah mencapai 43.000. Sementara itu sekitar 16.000 orang mengungsi di dalam dan sekitar Derna.
Kantor PBB untuk Koordinasi Bantuan Kemanusiaan UNOCHA mengatakan hampir 90.000 orang di lima provinsi terkena dampak banjir. Hingga 19 September, UNOCHA mencatat 150 kasus warga jatuh sakit akibat mengonsumsi air terkontaminasi, termasuk 55 anak-anak. [em/ah]