Pemerintah berencana mengumumkan rencana investasi transisi energi senilai $20 miliar pada bulan depan, kata seorang pejabat pada hari Jumat (6/10), beberapa hari sebelum KTT iklim PBB COP28 diadakan.
Para pejabat awalnya berencana untuk meluncurkan proyek Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) pada pertengahan Agustus, namun tertunda karena berbagai permasalahan mulai dari perbedaan rincian pendanaan hingga ketergantungan Indonesia yang besar pada batu bara untuk listrik.
Proyek JETP akhirnya akan diperkenalkan ke publik pada 1 November untuk mendapatkan masukan dari publik, dan peluncuran resminya dijadwalkan sekitar 20 November, kata Paul Butarbutar, wakil sekretaris kantor JETP Indonesia, kepada wartawan.
Ketika ditanya apakah International Partners Group (IPG) – yang mencakup negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, serta bank pembangunan dan pemberi pinjaman swasta – diperkirakan akan menyetujui rencana investasi tersebut pada saat itu, Butarbutar berkata: “Kami akan mencoba menyepakati isinya dulu, tapi pendanaan, dan lain-lain, itu soal lain, soal nanti.”
Dia menolak memberikan rincian lebih lanjut.
Indonesia telah sepakat untuk membatasi dan mencapai puncak emisi karbon sektor ketenagalistrikan sebesar 290 juta metrik ton pada tahun 2030 di bawah JETP, menyusul komitmen IPG untuk memberikan dukungan keuangan melalui gabungan investasi ekuitas, hibah, dan pinjaman lunak.
Para pejabat mengeluh bahwa negara-negara Barat enggan membiayai penghentian dini pembangkit listrik tenaga batu bara, yang diperlukan untuk membuka jalan bagi pembangkit listrik tenaga terbarukan.
Saat ini lebih dari separuh kapasitas listrik di Indonesia, eksportir batubara termal terbesar di dunia, menggunakan batubara sebagai bahan bakar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga meminta agar lebih banyak hibah dimasukkan dalam dana tersebut untuk menurunkan suku bunga.
Seorang anggota kelompok kerja teknis JETP sebelumnya mengatakan penundaan pada bulan Agustus disebabkan oleh kebutuhan untuk memastikan bahwa proposal tersebut mencerminkan kapasitas tambahan untuk pembangkit listrik tenaga batu bara yang dibangun di luar jaringan listrik oleh perusahaan industri, termasuk pabrik peleburan nikel yang berlokasi di daerah terpencil. [ab/uh]