Kementerian Luar Negeri RI, pada Selasa (10/10) pagi meminta seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Palestina dan Israel untuk segera meninggalkan kedua negara tersebut.
Mengingat situasi keamanan terkini dan demi keselamatan WNI, pemerintah Indonesia menghimbau WNI yang berada di wilayah Palestina, serta Israel, untuk segera meninggalkan wilayah tersebut, demikian bunyi petikan tersebut. penyataan Kementerian Luar Negeri yang disampaikan melalui laman resmi kementerian.
Pernyataan tersebut lebih lanjut menghimbau kepada “mereka yang telah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut untuk membatalkan rencana mereka sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah.”
Belum ada rincian lebih lanjut mengenai alasan dibalik imbauan ini.
“Pengepungan Total” atas Gaza
Pertempuran antara kelompok militan Hamas dan Israel masih berlangsung. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, pada Senin (9/10), memerintahkan “pengepungan total” terhadap Gaza, dengan mengatakan pihak berwenang akan memutus aliran listrik, makanan, air dan bahan bakar.
“Kami memerangi orang-orang yang tidak berperikemanusiaan, dan kami akan mengambil tindakan yang sesuai,” tegasnya.
Israel dan Mesir telah memberlakukan berbagai tingkat blokade di wilayah tersebut sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina pada tahun 2007.
Israel pada Minggu (8/10) secara resmi menyatakan perang, menandakan pertempuran yang lebih besar akan terjadi, dan kemungkinan serangan darat ke Gaza; sebuah tindakan yang di masa lalu telah menyebabkan semakin banyak korban jiwa.
Sepanjang Senin, Israel menyerang lebih dari 1.000 sasaran di Gaza, sementara tank dan drone menjaga celah di pagar perbatasan untuk mencegah intrusi lebih lanjut.
Hamas Ancam Bunuh Sandera
Sementara itu, Hamas terus menembakkan rentetan roket, memicu sirene serangan udara di Yerusalem dan Tel Aviv.
Brigade Al Qassam, sayap bersenjata kelompok militan Hamas, telah memperingatkan bahwa mereka akan membunuh seorang sandera Israel setiap kali militer Israel mengebom sasaran sipil di Jalur Gaza tanpa peringatan.
Dalam pesan audio yang dirilis Senin (9/10) malam, juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Obeida, mengatakan ancaman tersebut merupakan respons atas serangan udara gencar yang diarahkan Israel ke wilayah sipil.
“Kami menyatakan itu untuk setiap tindakan [yang] menargetkan orang-orang kami di rumah mereka, tanpa peringatan sebelumnya, akan berakibat pada eksekusi sandera sipil yang kami tahan. Kami terpaksa menyiarkannya dengan audio dan video. Dengan keputusan ini, kami meminta Israel untuk bertanggung jawab. “Sekarang bola ada di tangan Israel,” kata Abu Obeida.
Belum ada tanggapan dari Israel terhadap ancaman tersebut. [em/rs]