Sekitar 200 buruh yang tergabung dalam Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSPI) berdemonstrasi di luar Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dan kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jakarta, Selasa (10/10).
Dalam pidatonya, Presiden Partai Buruh yang juga Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain mendesak AS dan PBB menggelar sidang umum dan sidang darurat Dewan Keamanan PBB, menghentikan mengirimkan pasukan dan kapal induk yang dianggapnya akan memperburuk keadaan, bahkan memancing partisipasi. negara-negara lain.
“Perang Ukraina-Rusia belum berakhir. Perekonomian turun tajam. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia berada di bawah tiga persen. “Jika ditambah dengan perang antara Israel dan Hamas, perekonomian bisa hancur,” kata Said Iqbal.
Para buruh yang membawa poster bertuliskan Hentikan Perang Palestina-Israel dan bendera Indonesia dan Palestina meminta Kedutaan Besar AS di Jakarta menyampaikan tuntutannya.
“Kami meminta Presiden Joe Biden untuk berhenti mengirimkan pasukan dan kapal induk Amerika agar perang tidak berlanjut. “Juga untuk melaksanakan resolusi PBB mengenai solusi dua negara,” kata para pengunjuk rasa.
Tidak ada seorang pun dari Kedutaan Besar AS di Jakarta yang keluar menemui para demonstran, yang kemudian bubar dan melanjutkan demonstrasi di depan kantor PBB.
Hingga laporan ini disampaikan, lebih dari 1.600 orang di Israel dan Gaza telah meninggal dunia. Ribuan lainnya terluka. Banyaknya korban jiwa tak terhindarkan setelah Hamas melancarkan serangan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel pada Sabtu (7/10) lalu, yang dibalas dengan serangan udara Israel. [iy/em]