Dua ribu orang turun ke jalan menuju Bundaran Gladak, Solo, pada Jumat (13/10) untuk menyuarakan dukungannya terhadap Palestina. Mereka mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Baasyir, turut memberikan sambutan pada aksi unjuk rasa yang dihadiri sejumlah ormas Islam dan santri tersebut. Tokoh berusia 85 tahun itu meminta pemerintah Indonesia bertindak tegas di tengah konflik berdarah antara Hamas dan Israel.
“Pemerintah tidak perlu takut. Pemerintah harus tegas memberi perintah, tidak boleh lemah. Israel terus berupaya melawan Palestina. Oleh karena itu, kita tidak boleh lemah dalam menghadapi Israel, kata Baasyir.
Ada empat sikap yang disampaikan dalam aksi unjuk rasa ini, yaitu: mengecam keras tindakan Israel terhadap Palestina, dan meminta pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas atas tragedi ini, mendukung penuh upaya kemerdekaan Palestina dan memberikan bantuan semaksimal mungkin.
Puluhan massa pendemo yang menunggangi kuda pun ikut ambil bagian dalam aksi yang berlangsung usai salat Jumat di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Solo. Beberapa orang berkeliling mengumpulkan sumbangan untuk warga Palestina, sementara yang lain membagikan makanan dan minuman kepada para pengunjuk rasa.
Para pengunjuk rasa juga menggelar doa ajaib untuk warga Palestina yang tewas dalam konflik terbaru yang terjadi pada 7 Oktober.
Ratusan personel polisi memantau aksi tersebut dengan ketat.
Demonstrasi di Jakarta relatif tenang
Sementara itu, demonstrasi serupa di Jakarta berlangsung sepi. Demonstrasi di depan Monumen Nasional, tak jauh dari Kedutaan Besar Amerika di Jakarta, dihadiri sekitar seratus orang yang tergabung dalam Majelis Ratibul Haddad Ta’lim (MTRH).
Tak berbeda dengan dua aksi demonstrasi sebelumnya, MTRH mengecam serangan Israel di Jalur Gaza, yang merupakan balasan atas serangan Hamas ke kota-kota di Israel selatan sejak Sabtu lalu.
Koordinator lapangan demonstrasi, Ridwan Sayidi, mengatakan kepada KILAT NUSANTARA, aksi tersebut merupakan aksi solidaritas umat Islam yang mendukung perjuangan Palestina melawan kolonialisme Israel. Sayidi berpendapat bahwa Amerika tidak seharusnya membela Israel.
“Kepada Amerika yang selalu membela Israel, tolong hentikan. Lihatlah dengan mata hatimu. Palestina dulunya adalah negara besar, kemudian Israel datang menjajahnya. “Seharusnya PBB lebih memperhatikan hal ini, jangan menganggap mereka teroris,” jelas Ridwan.
Sri, salah satu pengunjuk rasa berusia 65 tahun, terlihat sangat antusias menyaksikan demonstrasi tersebut. Dia berulang kali berteriak “usir Israel keluar dari Palestina.” Ia pun berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika di Jalan Medan Merdeka Selatan pada Rabu (11/10). [yl/em]