Kesadaran Masyarakat dan Promosi yang Gencar Bantu Bali Capai Imunisasi Nasional Tertinggi

Bulan Imunisasi Anak Indonesia atau BIAN berlangsung pada bulan Agustus hingga Desember.

Organisasi Kesehatan Dunia( Organisasi Kesehatan Dunia/WHO) untuk Indonesia dalam situsnya menyebutkan bahwa pada tahun 2022 Indonesia telah mencapai imunisasi dasar sebesar 94,6 persen dan berharap tingkat cakupannya mencapai lebih dari 95 persen pada akhir tahun 2023.

Imunisasi dasar lengkap meliputi imunisasi Polio, Hepatitis B, BCG, HiB untuk mencegah pneumonia, DPT, MMR, Rotavirus untuk menghindari gangguan pencernaan dan PCV untuk mencegah infeksi bakteri penyebab pneumonia.

Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang berhasil mencapai capaian imunisasi dasar tertinggi secara nasional. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras para praktisi kesehatan di seluruh tingkat Kecamatan, Kecamatan, Puskesmas dan Posyandu, serta para ibu yang semakin memahami perlunya imunisasi pada anaknya.

Ni Luh Putu Surya Astiti, salah satu ibu peserta Posyandu di Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Provinsi Bali, Oktober 2023. (Foto: KILAT NUSANTARA)

Ni Luh Putu Surya Astiti, salah satu ibu peserta Posyandu di Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, Provinsi Bali, Oktober 2023. (Foto: KILAT NUSANTARA)

Ni Luh Putu Surya Astiti atau yang akrab disapa Puput, asal Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt, merupakan ibu dari dua orang balita berusia 5 tahun dan seorang bayi berusia hampir 3 bulan. Sebagai ibu muda, Puput mulai mengenal program imunisasi saat melahirkan anak pertamanya di rumah sakit. Kabar terkait imunisasi pun semakin menguatkan tekadnya untuk memastikan imunisasi diberikan.

“Banyak laporan tentang bayi yang tidak diimunisasi dan berakibat seperti ini, misalnya polio. “Karena saya takut bayi saya seperti itu, saya melakukan setiap imunisasi agar kebutuhan bayi tercukupi,” kata Puput.

Indonesia - Vaksinasi/Bali

Indonesia – Vaksinasi/Bali

Upaya Puput dalam menjamin imunisasi telah menunjukkan perkembangan kesehatan balita, dan saat anak pertamanya berusia satu tahun, ia terpilih menjadi juara 1 bayi sehat tingkat kecamatan dan juara 1 tingkat Kabupaten Buleleng.

“Grafik tubuhnya sudah diperiksa. Setiap bulan ada ketentuan bahwa di bulan pertama harus menambah berat badan dalam jumlah tertentu, lihat apakah bertambah. Jadi progresnya bagus. “Kemudian kita cek lagi imunisasinya sudah lengkap, lalu kita lihat lagi perkembangan fisik Wira bagus, giginya sudah bersih saat itu, sehat dan tidak sakit,” kata Puput.

Sebagai ibu yang tinggal di desa, Puput juga menyampaikan bahwa keberadaan Posyandu sangat membantu ibu-ibu yang tinggal jauh dari Puskesmas, karena Posyandu pemberi imunisasi dasar sudah tersedia, bahkan di unit masyarakat terkecil di Bali yaitu Banjar.

Pemerintah Bali pada tahun 2023 menargetkan tercapainya cakupan imunisasi dasar sebesar 100 persen

Drg. Putu Novara Sona, Kepala Puskesmas Sukasada I Kabupaten Buleleng mengatakan, di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk beberapa puskesmas pembantu dan lebih dari 56 Posyandu, target tersebut hampir tercapai.

Harapan kita semua capaiannya 100 persen. Selama ini capaiannya hampir maksimal, saat itu mungkin yang tidak diimunisasi adalah saat anak-anak sakit, jelas Novara.

Indonesia-Vaksinasi/Bali

Indonesia-Vaksinasi/Bali

Menurut Novara, keberhasilan Provinsi Bali dalam melaksanakan imunisasi dasar pada balita hingga anak kelas 6 SD, tidak lepas dari gencarnya promosi yang dilakukan oleh para pelaku kesehatan masyarakat, Puskesmas dengan unit terkecilnya, posyandu, serta dari gratis karena merupakan program yang didanai pemerintah.

“Jadi promosi kita gencarkan, masing-masing pegawai (Puskesmas) penanggung jawab wilayah binaan, dan inilah yang gencar memberikan edukasi kepada masyarakat. Masyarakat diberikan pengetahuan bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus tidak ada obatnya, jadi mereka dicegah dengan vaksinasi dan imunisasi,” tambahnya.

Novara juga mengakui kesadaran dan pengetahuan ibu-ibu di Bali secara umum mengenai imunisasi anak sangat baik karena erat kaitannya dengan aktivitas perempuan Bali. Mereka tidak ingin anaknya sakit, padahal sebagai ibu, mereka juga harus bekerja, maka dari itu mereka pasti akan melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tersebut. . [my/em]

Tinggalkan Balasan