Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/10) malam, memerintahkan pengiriman kelompok penyerang kapal induk (CSG) USS Dwight D. Eisenhower ke Mediterania Timur untuk bergabung dengan serangan kapal induk USS Gerald R. Ford kelompok yang telah tiba sehari sebelumnya.
CSG USS Eisenhower mencakup kapal penjelajah berpeluru kendali USS Laut Filipina, kapal perusak berpeluru kendali USS Gravely dan USS Mason, dan Carrier Air Wing 3 dengan sembilan skuadron pesawat. Sedangkan USS Ford sebelumnya antara lain USS Normandy, USS Thomas Hudner, USS Ramage, USS Carney dan USS Roosevelt, serta beberapa skuadron pesawat tempur F15, F16 dan A10.
Pentagon mengatakan peningkatan pasukan AS ini menandakan komitmen kuat Washington terhadap keamanan Israel dan tekad untuk menghalangi kehadiran aktor negara atau non-negara yang akan meningkatkan perang ini.
“AS harus menjadi mediator, bukan mengerahkan kekuatan”
Menanggapi hal tersebut, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih mengatakan kepada KILAT NUSANTARA, Minggu (15/10), tindakan pengiriman dua kapal induk untuk membantu Israel merupakan penggunaan kekuatan yang berlebihan.
“Amerika mengirim dua kapal induk ke sana kayak ingin menghadapi Rusia atau China, atau bersatu menghadapi Korea Utara. Inilah yang sedang kita hadapi sudah bisa kelompok perlawanan yang tertindas. “Pengiriman (dua kapal induk) tidak akan menambah kebaikan, justru akan meningkatkan ketegangan dan eskalasi konflik di kawasan,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan AS dalam mendukung Israel akan membuat konflik bersenjata semakin sulit diakhiri. Dia menggarisbawahi bahwa AS harus bertindak sebagai mediator untuk mengurangi ketegangan.
Tekan Israel Kembali ke Meja Perundingan
Tak hanya AS, negara-negara kuat, tambah Bagus, harus menekan Israel agar mematuhi seluruh resolusi yang telah dihasilkan. Tel Aviv juga harus ditekan agar bersedia kembali ke meja perundingan dengan Palestina untuk mewujudkan solusi dua negara yang merupakan penyelesaian damai paling moderat. Bagus merujuk pada pernyataan pemerintah China yang dengan tegas menyatakan bahwa ketidakadilan telah terjadi di Palestina dan belum ada pihak yang berupaya menyelesaikan masalah ini secara serius.
Bagus juga menyampaikan kekhawatirannya jika keterlibatan AS lebih lanjut dalam mendukung Israel secara militer akan menyebabkan perang meluas ke wilayah lain. Hal ini terlihat dari dimulainya pertempuran antara pasukan Israel dengan militan Hizbullah di Lebanon selatan. Banyak pengungsi Palestina di Lebanon, Yordania, dan Suriah yang tentunya peduli dengan keadaan di tanah airnya dan tidak segan-segan untuk ikut memerangi Israel.
Kementerian Luar Negeri RI merupakan salah satu entitas yang menyuarakan dukungan kuat terhadap Palestina, seperti yang diungkapkan dalam berbagai forum multilateral seperti: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Gerakan Non-Blok. . Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga dikenal memiliki komitmen yang kuat terhadap hal tersebut dan kerap berkomunikasi secara personal dengan para pemimpin.
Diakui Bagus, perang yang menjadi semacam kebijakan genosida rakyat Palestina oleh Israel ini akan membuat perundingan antara Palestina dan Israel semakin sulit terwujud. Terlebih lagi, Israel sedang mempersiapkan serangan darat besar-besaran ke Jalur Gaza yang pasti akan dibalas oleh Hamas.
MER-C: RS Indonesia Masih Bisa Beroperasi
Salah satu Presidium MER-C Henry Hidayatullah mengatakan RS Indonesia yang menjadi salah satu tujuan warga Gaza untuk merawat korban luka masih beroperasi hingga Sabtu (14/10) malam.
Ia membantah informasi RS Indonesia di Gaza terkena serangan udara Israel.
“Kondisi teman-teman ini, mereka bertiga (relawan MER-C) berada di Rumah Jose Rizal Jurnalis yang bersebelahan dengan RS. Mereka mengabarkan, tadi malam kondisi listrik mati semua kecuali sekolah dan rumah sakit. , termasuk RS Indonesia, listriknya masih menyala,” tegasnya.
Namun, diakuinya listrik di Wisma Jose Rizal hanya tersedia di lantai satu. Oleh karena itu, segala bentuk komunikasi hanya dapat dilakukan melalui pesan WhatsApp atau pesan suara, tidak dapat mengirimkan data, foto, atau video.
Fikri Rofiul Haq, salah satu relawan MER-C di Gaza menjelaskan, hingga saat ini masih terus mendengar bom yang diluncurkan Israel sehingga semakin meningkatkan serangan dari darat, laut, dan udara.
Ribuan warga, lanjutnya, mengungsi ke tempat yang mereka anggap aman.
Palestina: Sedikitnya 2.215 Warga Tewas,
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan pada hari Sabtu, setidaknya 2.215 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 614 anak-anak dan 370 wanita. Sementara data RS Indonesia, dari seluruh korban yang dibawa ke RS ini, 300 orang meninggal dunia, 1.500 orang luka-luka, dan sebagian masih dirawat di fasilitas rumah sakit. [fw/em]