Sabtu, Indonesia Siap Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Berbicara dalam jumpa pers, Rabu (1/11), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah siap mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza pada akhir pekan ini.

Bantuan ini merupakan gabungan pemerintah dan beberapa lembaga kemanusiaan di Indonesia seperti: Palang Merah Indonesia, Badan Zakat dan Amil Nasional (Baznas).

Retno mengatakan Kementerian Luar Negeri telah berkomunikasi dengan pihak-pihak di Gaza pada pekan lalu dan dengan Menteri Luar Negeri Palestina langsung di New York untuk mendapatkan informasi terkait barang-barang yang dibutuhkan warga Gaza.

“Bantuan yang akan kami kirimkan nantinya tidak hanya berasal dari pemerintah saja, namun juga dari organisasi-organisasi kemanusiaan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dan ibu dari lembaga-lembaga kemanusiaan di Indonesia yang telah menyetujui” untuk bergabung bersama kami, tunjukkan rasa solidaritas kemanusiaan kepada saudara-saudara kita di Gaza,” kata Retno.

Berbagai bantuan

Niniek Kun Naryatie dari Palang Merah Indonesia mengatakan lembaganya telah menyiapkan bantuan senilai 2,9 miliar rupiah; yang meliputi generator listrik dan kantong jenazah, masker respirator, masker N95, sarung tangan latex, celemek dan perlengkapan bayi atau perlengkapan untuk bayi.

Ia masih menunggu tanggapan dari UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat), untuk mengirimkan tabung oksigen dalam paket bantuan yang akan dikirimkan. UNRWA merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani pengungsi Palestina.

“Ini juga termasuk genset. “Nah, kalau disetujui, dibutuhkan juga tabung oksigen,” ujarnya.

RS Indonesia di Kota Gaza, 1 November 2023 di tengah pertempuran antara Israel dan Hamas.  (Foto: Bashar Taleb/AFP)

RS Indonesia di Kota Gaza, 1 November 2023 di tengah pertempuran antara Israel dan Hamas. (Foto: Bashar Taleb/AFP)

Baznas akan mengirimkan bantuan senilai 10 miliar rupiah. Aliansi Kemanusiaan Indonesia (AKSI) mengirimkan bantuan senilai 2,5 miliar rupiah berupa paket makanan siap saji yang mampu bertahan hingga enam bulan ke depan, selimut dan kasur.

Seluruh bantuan kemanusiaan akan dikirim ke Mesir untuk diserahkan kepada Bulan Sabit Merah Mesir, satu-satunya lembaga pelaksana yang menyelenggarakan pengiriman bantuan melalui gerbang perbatasan Rafah. Badan ini juga akan berkoordinasi dengan UNRWA.

TNI Siapkan Dua Hercules

Untuk mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan, Mabes TNI telah menyiapkan dua unit pesawat Hercules dan berbagai dukungan logistik lainnya.

“TNI menyiapkan dua pesawat Hercules C-130, A-1327 dan A-1328 milik TNI AU dari Skuadron Udara 31 dan 32. Selain itu, kami juga menyiapkan dua pesawat Hercules cadangan untuk mendukung misi tersebut,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Julius Widjojono di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/11).

Kabal Penuspen TNI menjelaskan, saat ini sedang dilakukan proses pengajuan nota visa diplomatik oleh Kementerian Luar Negeri RI terkait. atas izin penerbangan, izin pendaratan, penanganan di darat, dan lain-lain. Kementerian Pertahanan juga membantu sebagian pembiayaan proses penyaluran bantuan ini.

Selain dua pesawat Hercules TNI AU, Mabes Polri juga melibatkan satu pesawat carter (Boeing 737 Garuda), sehingga total dukungan pesawat untuk pengangkutan logistik Bantuan Kemanusiaan ke Palestina menjadi tiga pesawat, tambahnya.

Rute penerbangan bantuan kemanusiaan ini dimulai dari Halim Perdanakusuma (Jakarta) menuju Aceh, Yangon (Myanmar), New Delhi (India), Abu Dhabi (UEA), Jeddah (Arab Saudi) dan El Arish (Mesir).

Dorong Izin Masuk BBM

Salah satu kebutuhan paling mendesak di Gaza, selain makanan dan air bersih, adalah bahan bakar. Beberapa rumah sakit yang masih bertahan terpaksa mengurangi operasinya agar pasien yang paling membutuhkan, seperti bayi prematur dan pasien dengan penyakit yang sangat serius, dapat bertahan hidup.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza dalam rilisnya menyatakan bahwa RS Kompleks Medis Al Syifa dan RS Indonesia akan mengalami hal tersebut matikan jika tidak ada pasokan bahan bakar tambahan segera.

Sejumlah petugas SAR berusaha menyelamatkan seorang gadis dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Jabaliya, di utara Jalur Gaza, 1 November 2023. (Foto: Abed Khaled/AP Photo)

Sejumlah petugas SAR berusaha menyelamatkan seorang gadis dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Jabaliya, di utara Jalur Gaza, 1 November 2023. (Foto: Abed Khaled/AP Photo)

Informasi tersebut dibenarkan tim relawan MER-C di lapangan yang mengatakan sisa bahan bakar hanya cukup untuk 48 jam ke depan, mulai Rabu (1/11). Untuk itu, Retno Marsudi kembali bersuara lantang menuntut pasokan bahan bakar diperbolehkan masuk ke Gaza – demi alasan kemanusiaan.

“Dari awal termasuk ketika saya berada di New York, beberapa hal yang sangat kritis dan terus kita perjuangkan adalah masuknya bahan bakar ke Gaza dan juga air bersih, di luar tentunya kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan. oleh masyarakat Gaza,” katanya. .

Korban melonjak

Tentara Israel kembali memperluas serangan udara dan darat ke Jalur Gaza, sebagai respons atas serangan Hamas pada awal Oktober yang menewaskan 1.400 warga Israel, sebagian besar adalah warga sipil.

Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Rabu mengatakan lebih dari 8.700 warga Palestina tewas dalam perang tersebut, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak di bawah umur. Sementara itu lebih dari 22.000 orang terluka. Data tersebut tidak merinci jumlah korban sipil dan militan Hamas. Yang pasti, jumlah korban sebesar ini belum pernah terjadi selama puluhan tahun kekerasan Israel-Palestina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan luas untuk melakukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa tindakan tersebut sebenarnya akan menguntungkan Hamas. Amerika Serikat (AS) telah mengkategorikan Hamas sebagai organisasi teroris. [fw/em]

Tinggalkan Balasan