Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) pada Selasa (7/11) menegaskan bahwa “RS Indonesia di Gaza merupakan fasilitas yang dibangun oleh bangsa Indonesia, sepenuhnya untuk kepentingan kemanusiaan dan melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza. .”
Pernyataan tersebut disampaikan untuk menggarisbawahi fungsi dasar Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, dan seolah menjadi bantahan atas pernyataan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Minggu (5/11) yang menyebutkan bahwa Rumah Sakit Indonesia merupakan salah satu Rumah Sakit Indonesia yang ada di Jalur Gaza. rumah sakit di Jalur Gaza, yang digunakan Hamas untuk beroperasi.
Juru bicara IDF Daniel Hagari lebih lanjut mengatakan Hamas telah menyalahgunakan fungsi rumah sakit, termasuk membangun jaringan terowongan bawah tanah di beberapa fasilitas kemanusiaan di Jalur Gaza, termasuk di bawah Rumah Sakit Indonesia.
MER-C membantah tuduhan Israel
MER-C yang mendukung kebutuhan medis RS Indonesia di Jalur Gaza, Senin (6/11), juga membantah tudingan Israel.
Berbicara dalam jumpa pers di Jakarta, Presidium MER-C Dr. Henry Hidayatullah mengatakan “Rumah Sakit Indonesia yang berdiri di Gaza, Palestina, merupakan rumah sakit yang dibangun untuk memberikan pengobatan dan melayani masyarakat Gaza. Oleh karena itu, proses desain dan pengembangannya sangat tepat. dirancang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit. Kami tidak pernah membangun terowongan terkait Hamas. Jika ada tangki di bawah tanah, itu adalah tangki untuk menyimpan bahan bakar dan air.”
“Rumah Sakit Indonesia tidak ada hubungannya dengan pergerakan apapun, hanya fokus pada bantuan medis… Kami tidak pernah membuat terowongan apapun di dalam rumah sakit. “Rumah Sakit ini murni untuk bantuan medis bagi warga Palestina di Jalur Gaza,” tambah Henry.
Seperti MER-C, Kementerian Luar Negeri juga mengatakan pada hari Selasa bahwa “Rumah Sakit Indonesia saat ini sepenuhnya dikelola oleh Otoritas Palestina di Gaza, meskipun dari waktu ke waktu selalu ada relawan Indonesia yang membantu.”
Rumah Sakit Indonesia, tambah Kementerian Luar Negeri, “adalah salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di Jalur Gaza” di saat jumlah kematian dan cedera semakin meningkat setiap hari akibat serangan Israel.
“Rumah sakit ini saat ini merawat sejumlah pasien jauh melebihi kapasitasnya,” tambah Kementerian Luar Negeri. Sebelumnya, salah satu relawan MER-C, Nur Ikhwan Abadi mengatakan, saat ini terdapat 5.000 pasien yang dirawat di rumah sakit di Indonesia, jauh melebihi kapasitas rumah sakit dan kemampuan tim medis yang tersisa.
Kementerian Luar Negeri juga mengatakan bahwa sejak awal Menteri Luar Negeri Retno Marsudi “secara konsisten mengutuk dan menyerukan diakhirinya segera serangan tanpa pandang bulu terhadap sasaran sipil, terutama fasilitas kemanusiaan di Gaza, termasuk rumah sakit dan ambulans.”
Meski tidak merinci sasaran sipil yang dimaksud, namun jelas pernyataan tersebut ditujukan pada serangkaian serangan Israel terhadap kawasan pemukiman, rumah sakit, dan ambulans, termasuk serangan terhadap kamp pengungsi Maghazi di Gaza pada Minggu (5/11) pagi. , yang menewaskan sedikitnya 33 orang.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza, wilayah yang dikuasai Hamas, mengatakan hingga Senin lebih dari 10.000 orang telah terbunuh. Sedangkan korban tewas di Tepi Barat yang diduduki mencapai 140 orang.
Di pihak Israel, setidaknya 1.400 orang tewas ketika Hamas melancarkan serangan pertamanya pada 7 Oktober. Hamas juga menculik 242 orang yang masih ditahan di Gaza. KILAT NUSANTARA belum bisa mengkonfirmasi secara independen jumlah korban di kedua pihak. [em/lt]