Jokowi Sampaikan 4 Saran Konkrit Terkait Krisis Gaza di KTT Luar Biasa OKI

Presiden Joko Widodo mendorong Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk selalu bersatu dan menjadi garda depan dalam menyelesaikan krisis di Gaza, Palestina. Himbauan tersebut disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT) OKI di King Abdulaziz International Convention Center (KAICC), Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (11/11).

“OKI harus bersatu, harus berada di garda depan dengan menggunakan segala cara damai, segala pengaruh dan segala upaya diplomasi untuk membela keadilan dan kemanusiaan bagi Palestina,” tegas Jokowi.

Jokowi menilai penyelenggaraan KTT Luar Biasa OKI kali ini sangat tepat. Ia menegaskan, OKI harus mampu menghasilkan hal-hal konkrit agar kekejaman Israel di Gaza bisa segera dihentikan.

“Satu bulan sejak kekejaman ini terjadi, dunia seolah benar-benar tidak berdaya. Lebih dari 7,9 miliar orang di dunia, lebih dari 190 pemimpin negara, namun hingga saat ini belum ada yang mampu menghentikan kekejaman ini,” ujarnya.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, wilayah yang dikuasai Hamas, menyatakan hingga Sabtu (11/11) setidaknya 11.000 orang tewas dalam serangkaian serangan Israel. Sementara itu, serangan pendahuluan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober menewaskan sedikitnya 1.400 warga Israel. Hamas juga menyandera 242 warganya yang masih ditahan di Gaza.

Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membahas situasi terkini di Gaza di sela-sela KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 11 November 2023. ( Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membahas situasi terkini di Gaza di sela-sela KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 11 November 2023. ( Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Empat Saran Indonesia

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan empat saran konkrit untuk segera menyelesaikan krisis di Gaza. Pertama, agar kedua pihak, Israel dan Hamas, segera menyepakati gencatan senjata.

“Tanpa gencatan senjata, situasi tidak akan membaik. Israel menggunakan narasi ‘pertahanan diri‘(membela diri-red) dan terus membunuh warga sipil. Ini hanyalah hukuman kolektif. “Kita semua harus mencari cara agar Israel segera menerapkan gencatan senjata,” tegasnya.

Kedua, ia mendorong bantuan kemanusiaan dipercepat dan diperluas cakupannya. OKI harus mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih dapat diprediksi dan berkelanjutan mengingat situasi kemanusiaan di Gaza sangat mengkhawatirkan.

Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan. Misalnya RS Indonesia di Gaza Utara yang terus menjadi sasaran serangan Israel, sejak kemarin kehabisan bahan bakar. Indonesia meminta semua pihak menghormati hukum humaniter internasional, jelasnya.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari pada 5 November menuduh RS Indonesia memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang labirin yang memungkinkan Hamas melancarkan serangan ke Israel.

Komite Penyelamatan Darurat Medis atau MER-C yang mengelola RS Indonesia bersama otoritas setempat pada 6 November membantah tudingan tersebut.

“Rumah sakit di Indonesia tidak pernah membangun terowongan terkait Hamas,” kata MER-C dalam pernyataannya.

Presiden Joko Widodo dan sejumlah pemimpin negara Islam lainnya bersiap berfoto bersama pada KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 11 November 2023. (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo dan sejumlah pemimpin negara Islam lainnya bersiap berfoto bersama pada KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 11 November 2023. (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Usulan ketiga yang disampaikan Jokowi adalah agar OKI menggunakan semua lini untuk meminta pertanggungjawaban Israel atas kekejaman yang dilakukannya. Antara lain dengan mendesak pemberian akses kepada Komisi Penyelidikan Internasional Independen Wilayah Pendudukan Palestina yang dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjalankan mandatnya.

“Dan terus mendukung proses penasehatan pendapat di Mahkamah Internasional,” imbuhnya

Keempat, OKI, tegas Presiden, juga harus mendesak dimulainya kembali perundingan perdamaian untuk mewujudkan solusi dua negara dan menolak gagasan solusi satu negara. Menurutnya, solusi satu negara hanya akan mengorbankan Palestina.

“Jika mekanisme kuartet sudah tidak bisa diandalkan lagi, maka OKI harus mendorong proses perundingan perdamaian dengan format baru, dan Indonesia siap berkontribusi dalam perundingan perdamaian tersebut,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo berbincang dengan sejumlah pemimpin negara Islam, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua dari kiri) pada KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 11 November 2023. (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo berbincang dengan sejumlah pemimpin negara Islam, termasuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua dari kiri) pada KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu, 11 November 2023. (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Jokowi juga meminta dukungan para pemimpin OKI untuk menyampaikan hasil KTT Luar Biasa OKI kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

“Dari Riyadh saya dijadwalkan melakukan kunjungan bilateral ke Amerika. Atas izin para pemimpin, saya akan menyampaikan hasil keputusan OKI hari ini kepada Presiden Biden,” ujarnya.

Senin, pertemuan Biden-Jokowi

Gedung Putih, Rabu (8/11), menyatakan Presiden AS Joe Biden akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo pada Senin, 13 November. Biden akan menegaskan kembali komitmen AS terhadap kemitraan strategis kedua negara yang telah berlangsung selama ini. hampir 75 tahun.

“Kedua pemimpin akan menjajaki peluang untuk meningkatkan kerja sama dalam transisi energi ramah lingkungan, memajukan kesejahteraan ekonomi, memperkuat perdamaian dan stabilitas kawasan, serta memperkuat hubungan antar masyarakat,” kata Gedung Putih dalam pernyataan tertulisnya.

gedung Putih menambahkan bahwa Biden dan Jokowi juga akan berkoordinasi dalam upaya memperkuat sentralitas ASEAN dan menegakkan hukum internasional, serta mendorong Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Gedung Putih belum menyebutkan rencana dialog mengenai konflik Israel-Hamas, atau saran yang akan diberikan Indonesia untuk menyelesaikannya. Meski tidak menutup kemungkinan hal tersebut akan terungkap pada pertemuan nanti. [gi/em]

Tinggalkan Balasan