Setelah kesulitan mengevakuasi keluarga Muhammad Husein dari Gaza Selatan, pemerintah Indonesia pada Minggu (12/11) waktu setempat berhasil mengevakuasi mereka melalui gerbang Rafah yang berbatasan dengan Mesir.
Muhammad Husein dan kedua putranya – Musallam MA Jenan dan Habibirrahman MA Musallam Jenan – yang juga berkewarganegaraan Indonesia dan istrinya, Jenan Yunus Ikhlas yang merupakan warga negara Palestina, kini berada di wilayah Mesir dan berada bersama tim evakuasi KBRI. Republik Indonesia (KBRI) di Mesir. Selanjutnya mereka akan dibawa ke Kairo dan dipersiapkan untuk kembali ke Indonesia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual dalam penerbangan dari Riyadh, Arab Saudi, menuju Washington DC, mengatakan pihaknya telah mendapat konfirmasi dari tim KBRI Kairo pada pukul 18.00 WIB bahwa Husein dan keluarga telah berhasil dievakuasi ke Mesir. .
Retno menjelaskan, proses evakuasi memakan waktu cukup lama, mulai dari isu tidak masuknya nama Husein dalam daftar warga negara Indonesia (WNI) yang boleh dievakuasi, hingga proses memasukkan nama dan menunggu gerbang perbatasan tiba. membuka. Ia menggarisbawahi upaya maksimal yang dilakukan tim Kementerian Luar Negeri dalam proses evakuasi ini.
Hampir seminggu di Timur Tengah, saya terus berkomunikasi dengan banyak pihak untuk memastikan kondisi Husein dan keluarga dalam keadaan baik, masuk dalam daftar, dan beberapa kali meminta agar penyeberangan Rafah segera dibuka, jelasnya. Retno.
Berbagai upaya juga dilakukan tim evakuasi di Jakarta di bawah komando Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha, dan tentunya tim evakuasi KBRI Kairo.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri juga berhasil mengevakuasi keluarga Abdillah Onim, tiga anak, dan istrinya dari Gaza.
Hingga laporan ini disampaikan, masih ada tiga WNI yang memilih tetap di RS Indonesia di Bait Lahiya, utara Gaza. Mereka merupakan relawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).
Retno menegaskan, Kementerian Luar Negeri terus berkomunikasi dengan ketiga WNI yang menjadi relawan MER-C dan dengan perwakilan MER-C di Jakarta untuk memastikan kondisinya baik-baik saja.
Upaya menghentikan perang di Gaza
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof Dr Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan lembaganya berharap segera ada langkah dari berbagai pihak untuk menghentikan Perang Gaza.
MUI juga berharap Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menggelar pertemuan guna membahas cara menghentikan Perang Gaza.
“Kedua belah pihak harus mundur agar tidak ada korban yang berjatuhan di kedua belah pihak, terutama korban sipil,” ujarnya
Pada Konferensi Tingkat Tinggi Darurat (KTT) Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi (11/11), Indonesia bersama puluhan negara kembali mendesak diakhirinya perang di Gaza. Seluruh pemimpin negara anggota OKI juga menggarisbawahi perlunya melindungi warga sipil dari serangan atau penyanderaan.
Sekretaris Jenderal OKI, Hissein Ibrahim Taha, menekankan solidaritas dan dukungan penuh OKI terhadap Palestina. OKI menyerukan Israel untuk segera menghentikan serangan terhadap Gaza, apapun alasannya. OKI juga mendesak disetujuinya koridor kemanusiaan untuk evakuasi warga sipil dan penyaluran bantuan kemanusiaan secara memadai dan berkelanjutan.
Dia menolak segala upaya untuk mengusir paksa warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat. Apapun alasannya, warga Gaza dan Tepi Barat tidak boleh digusur atau direlokasi secara paksa. Merujuk pada keputusan OKI, Hissein juga mengingatkan pentingnya solusi dua negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan Palestina, sesuai dengan konsensus dan aturan internasional. [fw/em]