Lembaga medis dan kemanusiaan, MER-C, yang mengelola kebutuhan medis dan layanan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, pada Senin (20/11) sore membenarkan adanya serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan tersebut.
Dalam siaran langsung MER-C di platform media sosial Instagram dan Twitter, Manajer Pengembangan RSI di Gaza, Nur Ikhwan Abadi, menayangkan siaran langsung Al Jazeera yang memperlihatkan situasi di RSI yang masih diserang Israel.
“Ini tepat di depan RS Indonesia, hanya berjarak sekitar 50 meter dari pintu rumah sakit. “Lihatlah tank-tank Israel ini melakukan penyerangan ke rumah sakit dan menghantam lantai tiga RS Indonesia, tepat di ruangan tempat beberapa pasien dirawat,” kata Nur Ikhwan saat menjelaskan video yang dirilis stasiun televisi Qatar.
“Sejauh ini korban meninggal mencapai delapan orang, dua dokter luka-luka. Inilah salah satu syuhada yang diserang ketika sedang dirawat. Dia menjadi martir. Belum bisa dievakuasi,” imbuhnya menjelaskan, saat ini pasien di lantai empat dan tiga sedang dievakuasi ke lantai dasar.
Nur Ikhwan beberapa kali menegaskan, pihaknya masih belum bisa menghubungi langsung sejumlah pihak di RS Indonesia.
Upaya menghubungi RS Indonesia sejak dua jam lalu belum berhasil, ujarnya. Ia menambahkan, hingga saat ini dirinya belum mengetahui nasib ketiga WNI yang menjadi sukarelawan di rumah sakit tersebut – Farid, Fikri, dan Reza – yang tak bisa dihubungi sejak sepekan lalu.
“Israel terus melakukan penyerangan, baik di dalam maupun di luar rumah sakit, sehingga warga tidak bisa bergerak kemana-mana. “Setiap ada pergerakan, kami langsung diserang,” ujarnya.
MER-C menyebutkan, hingga Senin (20/11) terdapat lebih dari 5.000 pengungsi yang mengungsi di Rumah Sakit Indonesia, salah satu rumah sakit yang masih berfungsi di tengah serangkaian serangan Israel di wilayah tersebut untuk menghancurkan kelompok militan Hamas.
Belum ada keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri RI yang saat dihubungi masih berusaha mencari informasi dari berbagai sumber dan mengkajinya. [em/rs]