Indonesia ingin menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2034 bersama Australia, Malaysia, Singapura

Indonesia sedang berdiskusi dengan Australia tentang kemungkinan mengajukan pencalonan tuan rumah bersama Piala Dunia 2034 bersama Australia, Malaysia, dan Singapura, kata Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Rabu (11/10).

Badan sepak bola dunia FIFA, pekan lalu, mengundang asosiasi anggotanya dari Asia dan Oseania untuk mengajukan tawaran menjadi tuan rumah kompetisi sepak bola bergengsi tersebut.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/6)

Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (5/6)

“Kami sedang berdiskusi (tawaran) dengan Australia,” kata Ketua Umum PSSI Erick Thohir seperti dikutip surat kabar tersebut Sydney Pagi Herald. “Saat saya mengunjungi Malaysia dan Singapura, kedua negara menyatakan minatnya untuk bergabung dengan Indonesia dan Australia.”

Ketika dimintai komentar mengenai kemungkinan tawaran bersama, Football Australia merujuk pada pernyataan pekan lalu yang mengatakan pihaknya sedang “menjajaki kemungkinan tawaran untuk Piala Dunia Antarklub FIFA 2029 dan/atau Piala Dunia FIFA 2034”.

Konfederasi Sepak Bola Asia menyatakan tidak akan mengomentari laporan tersebut. PSSI, Asosiasi Sepak Bola Malaysia, dan Asosiasi Sepak Bola Singapura belum menanggapi permintaan komentar Reuters.

Setelah mengumumkan Spanyol, Maroko, dan Portugal akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2030, dan Uruguay, Paraguay, dan Argentina menjadi tuan rumah pertandingan pembuka, FIFA mengundang Asia dan Oseania untuk mengajukan tawaran menjadi tuan rumah tahun 2034.

Arab Saudi dengan cepat mengumumkan niatnya untuk mengajukan tawaran hak menjadi tuan rumah dan FIFA telah menetapkan batas waktu 31 Oktober bagi pihak lain yang berkepentingan untuk menyampaikan niat mereka.

Piala Dunia 2026 yang melibatkan 48 tim akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Mengingat Qatar akan menjadi tuan rumah edisi 2022, kata Akmal Marhali dari organisasi pengawas sepak bola Indonesia Save Our Soccer Bentara bahwa mungkin masih terlalu dini untuk menggelar kembali Piala Dunia di Timur Tengah.

Anak-anak bermain sepak bola di dekat mural bertema Piala Dunia FIFA Qatar di Desa Pambusuang, Sulawesi Barat, Minggu, 20 November 2022. (Foto: AP)

Anak-anak bermain sepak bola di dekat mural bertema Piala Dunia FIFA Qatar di Desa Pambusuang, Sulawesi Barat, Minggu, 20 November 2022. (Foto: AP)

“Kami cukup kuat,” katanya. “Saya pikir FIFA akan melihat kawasan Timur Tengah menjadi tuan rumah bersama Qatar tahun lalu. Jepang dan Korea juga pernah menjadi tuan rumah. Saya yakin FIFA akan menjajal negara lain.” “Potensi menang kalau kita gandeng Australia, Malaysia, dan Singapura juga lebih besar,” sambungnya.

Sepak bola Indonesia bergulat dengan berbagai permasalahan selama setahun terakhir.

Pada bulan Maret, Indonesia dicabut haknya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 setelah Gubernur Bali menolak menjadi tuan rumah tim Israel.

FIFA membekukan dana pembangunan yang dialokasikan kepada asosiasi sepak bola Indonesia sebagai sanksi, namun kemudian menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 setelah Peru tidak mampu memenuhi komitmen infrastruktur.

Indonesia juga mengalami salah satu bencana stadion terburuk di dunia tahun lalu ketika 135 orang tewas terinjak-injak usai pertandingan di Kota Malang. [ab/uh]

Tinggalkan Balasan