FIFA Resmi Memiliki Kantor di Indonesia

Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi membuka kantor perwakilan di Indonesia sebagai cabang Asia. Presiden Joko Widodo mengatakan, hal ini merupakan awal yang baik bagi perkembangan dunia sepak bola di Indonesia dan menjadi bukti besarnya potensi sepak bola di Indonesia.

Keputusan FIFA membangun kantor permanen Asia Hub di Jakarta membuktikan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dan memajukan sepak bola Indonesia di kancah global, kata Jokowi dalam sambutannya pada pembukaan kantor FIFA di Jakarta, Jumat (10/11). ).

Presiden Jokowi menerima nomor punggung 23 dari Presiden FIFA.  Ia berharap dengan kehadiran langsung FIFA di Indonesia, sepak bola Indonesia bisa berkembang pesat dan berprestasi.  (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi menerima nomor punggung 23 dari Presiden FIFA. Ia berharap dengan kehadiran langsung FIFA di Indonesia, sepak bola Indonesia bisa berkembang pesat dan berprestasi. (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Pemerintah, kata Jokowi, akan selalu berkomitmen mendukung dan memfasilitasi FIFA dalam meningkatkan integritas dan kualitas sepak bola Indonesia.

Siap bersinergi untuk mengembangkan infrastruktur olahraga yang memadai, melatih, mendidik dan mengembangkan talenta-talenta muda sepak bola Indonesia, serta memfasilitasi pertukaran ilmu dan pengalaman antara Indonesia dan komunitas sepak bola dunia, jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga berharap kehadiran FIFA di Indonesia menjadi langkah awal dan babak baru bagi dunia sepak bola Indonesia untuk bisa meraih prestasi lebih baik lagi.

Saya berharap kehadiran FIFA di Jakarta menjadi langkah awal untuk meraih prestasi gemilang bagi sepak bola Indonesia, meningkatkan kualitas kompetisi di seluruh Indonesia, dan menginspirasi generasi muda untuk meraih impian, memperkuat sportivitas, dan mempersatukan dunia, katanya.

Presiden Jokowi meresmikan kantor FIFA di Jakarta, Indonesia sebagai kantor perwakilan di kawasan Asia Timur.  (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi meresmikan kantor FIFA di Jakarta, Indonesia sebagai kantor perwakilan di kawasan Asia Timur. (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Jokowi juga mengatakan FIFA telah mendukung sepak bola Indonesia dalam beberapa hal, seperti manajemen, wasit, dan infrastruktur stadion.

“Seperti yang disampaikan sebelumnya kepada Gianni (Presiden FIFA – red), bahwa saat ini kita sudah memperbaiki urusan perwasitan, urusan infrastruktur stadion, 30 stadion sudah mulai direvitalisasi sehingga berjalan beriringan dengan tata kelola dan manajemen yang ada, yang didukung. oleh FIFA, katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Giovanni Vincenzo Infantino mengatakan keberadaan Kantor FIFA di Indonesia sebagai cabang di Asia merupakan wadah yang tepat untuk mengembangkan sepak bola Indonesia dan Asia Timur.

“Dengan pusat pelatihan akademi FIFA dan berada di negara yang berinvestasi masa depan dalam segala hal, ini adalah tempat yang tepat bagi FIFA untuk bekerja sama demi masa depan Indonesia dan seluruh Asia Timur,” kata Giovanni.

Presiden Giovanni Vincenzo Infantino memberikan bola kepada Presiden Joko Widodo saat pembukaan kantor FIFA di Jakarta, Jumat (10/11).  (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Giovanni Vincenzo Infantino memberikan bola kepada Presiden Joko Widodo saat pembukaan kantor FIFA di Jakarta, Jumat (10/11). (Foto: Biro Sekretariat Presiden)

Simbiosis Mutualisme

Pengamat sepak bola M Kusnaeni atau yang akrab disapa Bung Kus mengatakan, kehadiran langsung FIFA di Jakarta menunjukkan komitmen dan perhatian serius FIFA dalam mendukung dan membantu Indonesia dalam mengembangkan sepak bola nasional di masa depan. Namun di sisi lain, ia melihat hal tersebut juga merupakan simbiosis mutualisme antara Indonesia dan FIFA.

Bung Kus mengatakan FIFA melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat potensial bagi industri ini dengan jumlah penggemar sepak bola yang sangat besar. Sebelum di india, kata Bung Kus, FIFA sendiri sudah melakukan studi kasus di China dan India, negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia.

FIFA membantu mengembangkan sepak bola di kedua negara. Namun ternyata perkembangannya tidak sesuai dengan harapan, salah satunya adalah antusiasme masyarakat kedua negara tersebut tidak setinggi antusiasme pecinta sepak bola di Indonesia, sehingga bukan suatu hal yang patut dibanggakan sebagai sebuah industri. .

“Di Indonesia, FIFA melihat antusias masyarakat yang luar biasa. Apalagi kalau bicara timnas, bahkan liganya luar biasa. Rata-rata penonton di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia. Jadi FIFA melihat negara ini tergila-gila pada sepak bola, tapi tidak tahu bagaimana mengembangkan diri, mungkin imajinasi FIFA memang seperti itu, ujarnya.

“Oleh karena itu ayo kita ke sana, supaya ini bisa menjadi pasar baru sepak bola. Karena saya lihat FIFA sudah cukup jenuh di Eropa, sulit menghadapi dominasi klub-klub besar di sana,” imbuh Bung Kus.

Lebih lanjut Bung Kus mengatakan tidak dapat dipungkiri bahwa selain sebagai regulator dan otoritas sepak bola, FIFA juga berperan sebagai profit maker, dimana penyelenggaraan Piala Dunia merupakan sumber keuntungan bagi FIFA sendiri. Di luar ajang Piala Dunia senior, kata dia, Piala Dunia Remaja kurang begitu sukses di Eropa dan Amerika Latin.

Suporter tim sepak bola Persija Jakarta yang dikenal dengan sebutan The Jak Mania di Stadion GBK (foto: ilustrasi).

Suporter tim sepak bola Persija Jakarta yang dikenal dengan sebutan The Jak Mania di Stadion GBK (foto: ilustrasi).

“Sampai saat ini rekor penonton Piala Dunia U-17 tertinggi masih dipegang oleh India pada tahun 2017 dengan rata-rata 26 ribu penonton per pertandingan. india mungkin berharap FIFA juga bisa seperti itu dengan penonton yang ramai dan kehadiran yang tinggi. ,” dia berkata.

“Itulah yang membuat Piala Dunia U-17 ada nilai“Sehingga bila kembali digelar di tempat lain bisa dijadikan dasar bagi FIFA untuk mengatakan dalam hal dagang dengan sponsor, kepentingan ini juga harus diperhatikan, selain FIFA juga serius membantu Indonesia,” ujarnya.

Bung Kus meyakini jika Indonesia berhasil menjadi pusat pertumbuhan sepak bola baru di luar Eropa, maka akan mendorong potensi serupa di benua lain. Setidaknya di anak benua Asia lainnya.

Jadi dari sisi Indonesia ini memberikan manfaat yang cukup penting, namun di sisi lain kita tidak boleh menutup mata bahwa FIFA membutuhkan Indonesia. Jadi ini semacam simbiosis mutualisme, saling menguntungkan, tutupnya. [gi/ah]

Tinggalkan Balasan