6 WNI di Gaza panik namun selamat

Ledakan menerangi langit malam ketika pemerintah Israel secara resmi menyatakan perang dan memberi lampu hijau untuk “langkah militer yang signifikan.”

Pada konferensi pers hari Minggu, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa “Hamas lebih biadab dan brutal dibandingkan ISIS.” Ia merujuk pada serangan mendadak yang dilakukan penguasa militan Jalur Gaza, Sabtu (7/10). Serangan itu memicu kekerasan terbaru.

Setidaknya 600 orang dilaporkan tewas di Israel. Jumlah korban jiwa dalam jumlah besar yang belum pernah dialami negara ini selama beberapa dekade. Sebagai pembalasan, Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap sasaran di Jalur Gaza.

“Intelijen Israel menunjukkan bahwa Hamas bersembunyi di antara warga sipil Gaza di dalam rumah, sekolah, rumah sakit, dan masjid di Gaza,” kata Hagari. “Israel akan menargetkan teroris Hamas dan Jihad Islam dimanapun mereka berada di Gaza,” tegasnya.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika telah melihat laporan bahwa orang Amerika hilang atau terbunuh dalam kekerasan di Israel. “Kami bekerja siang dan malam untuk memverifikasi.” Dalam wawancara dengan beberapa acara berita televisi Amerika, Blinken juga mengatakan bahwa mereka “mencermati dengan sangat hati-hati” apakah Iran terlibat.

Di Gaza, Sabreen Abu Daqqa, diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang hancur. Dia mengetahui di rumah sakit bahwa tiga anaknya telah meninggal, dua di antaranya terluka, dan nasib anak keenamnya tidak jelas pada hari Minggu.

“Saya sedang berada di rumah dan tiba-tiba, kami mendengar suara berisik dan segala sesuatu menimpa kami. Anak-anak saya ada di samping saya,” katanya. Suaranya lemah. Dia memanggil anak-anaknya dari bawah reruntuhan, namun tidak mendengar jawaban.

Serangan udara Israel di Gaza dimulai segera setelah serangan Hamas dan berlanjut sepanjang malam hingga hari Minggu. Kantor dan kamp pelatihan kelompok tersebut, serta rumah dan bangunan lainnya hancur.

Beberapa warga berdiri di luar masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza, Minggu, 8 Oktober 2023.

Beberapa warga berdiri di luar masjid yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza, Minggu, 8 Oktober 2023.

Setidaknya 313 warga Palestina tewas, termasuk 20 anak-anak, dan hampir 2.000 orang terluka akibat serangan udara Israel di Gaza sejak Sabtu, kementerian kesehatan Otoritas Palestina melaporkan pada hari Minggu.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan serangan itu, yang dimulai di Gaza, jalur sempit yang dihuni 2,3 juta warga Palestina, akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem. Warga Gaza telah hidup di bawah blokade Israel selama 16 tahun.

Dihubungi KILAT NUSANTARA melalui Zoom, Farid Ayub, relawan organisasi bantuan Indonesia, Mer-C, di Gaza mengatakan enam WNI di Jalur Gaza selamat.

Tiga di antaranya merupakan relawan Mer-C yang panik saat roket jatuh di depan wisma mereka yang dekat dengan RS Indonesia di Gaza. Setelah tinggal di Jalur Gaza selama hampir empat tahun, baru kali ini Farid melihat roket jatuh sedekat itu. “Sekitar empat meter,” ujarnya.

Kiri dan kanan: Kondisi kamar Farid yang rusak akibat serangan balik Israel di Gaza, Palestina, Minggu (8/10) (foto: dokumen pribadi).

Kiri dan kanan: Kondisi kamar Farid yang rusak akibat serangan balik Israel di Gaza, Palestina, Minggu (8/10) (foto: dokumen pribadi).

“Kami semua panik dan merasa itu adalah hal yang paling menakutkan selama kami berada di Gaza,” ujarnya.

Farid menunjukkan foto kamar dan wisma yang rusak akibat serangan balik Israel. Ia juga mengatakan kaca pecah, dinding berlubang, koneksi internet terganggu, lampu padam, dan lain sebagainya. “hewan peliharaan desa”.[ka/jm]

Tinggalkan Balasan