Jokowi Ajak Makan Siang Tiga Capres, Anis dan Ganjar Serukan Netralitas ASN

Suasana hangat dan bersahabat terlihat pada pertemuan dan makan siang Presiden Joko Widodo dengan ketiga calon presiden tersebut.

Beragam makanan khas nusantara terlihat tersaji seperti soto lamongan, ayam kodok, daging sapi lada hitam, bebek panggang, cumi goreng, udang goreng telur asin, kaylan cah daging sapi, dan minuman Iced Laksamana Berserk.

Usai berbincang dan makan siang selama kurang lebih dua jam bersama Presiden Jokowi, ketiga calon presiden yang bersama-sama mengenakan batik lengan panjang itu menceritakan kepada awak media apa yang dibicarakannya dengan Jokowi.

Diakui Prabowo, perbincangan yang digelar hari ini cukup santai dan tidak melibatkan topik berat.

“Lumayan, jadi ada baiknya kita juga berada dalam suasana silaturahmi dan kami juga mengucapkan terima kasih atas undangannya. Kalau tidak diundang, kita jarang berkumpul. Jadi beliau juga berharap dengan suasana yang baik, dan kita juga berharap. suasananya enak. “Bicara umum saja,” kata Prabowo.

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan salah satu calon presiden Anies Baswedan di Istana, 30 Oktober 2023. (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi berjabat tangan dengan salah satu calon presiden Anies Baswedan di Istana, 30 Oktober 2023. (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Senada dengan Prabowo, Anies mengaku banyak hal yang dibicarakan namun semuanya ringan.

Meski demikian, ia menegaskan berharap Jokowi bisa menjaga netralitas aparatur sipil negara (ASN).

Tadi kami sampaikan kepada beliau bahwa kami sering bertemu dengan banyak orang yang mencintai Presiden, dan mereka berpesan agar beliau menjaga netralitas, dan menekankan kepada seluruh pejabat untuk menjaga netralitas dalam pemilihan presiden, kata Anies.

Menurut dia, harapan presiden tersebut disambut baik oleh presiden. Jokowi mengatakan, hari ini dirinya juga telah mengumpulkan kepala daerah untuk menginstruksikan para pejabat daerah tersebut agar tetap menjaga netralitas pada Pilpres mendatang.

“Dan kami melihat ini merupakan pesan penting yang bisa membuat Pilpres kita besok berjalan dengan aman dan damai karena seluruh elemen penyelenggara menunjukkan sikap netral dan profesional.” agar pembahasan kita lancar,” imbuh Anies.

Ketiga calon presiden ini mengaku topik pembicaraan dengan Presiden tidak ada yang serius, suasana terasa hangat dan bersahabat.  (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Ketiga calon presiden ini mengaku topik pembicaraan dengan Presiden tidak ada yang serius, suasana terasa hangat dan bersahabat. (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Ganjar menambahkan, netralitas ASN penting dalam menjaga demokrasi.

“Jadi setelah kami ngobrol dengan Pak Presiden, kami tahu persis (bahwa) Pak Presiden berusaha agar kita selalu bisa berkomunikasi dengan baik dan beliau orang yang baik. Insya Allah beliau juga akan mendukung sistem demokrasi yang baik, dan mudah-mudahan apa yang beliau sampaikan. mengatakan, Insya Allah juga akan terlaksana. Tugas kita, mari kita pastikan pemilu ini bersama-sama berjalan damai, aparat benar-benar netral, semua bisa berjalan lancar. adil“Kita bisa saling menjaga,” kata Ganjar.

Saat ditanya Anies dan Ganjar apakah kemajuan Gibran dibahas dalam pertemuan itu, keduanya kompak menjawab tidak.

Hanya gimmick

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut undangan makan siang calon presiden hanya sebatas itu gimmick untuk meredam suasana panas setelah putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka mencalonkan diri sebagai cawapres Prabowo Subianto usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Jadi ini upaya penyelamatan sementara. Ia diundang makan siang, sehingga diskusi publik tertuju pada masalah makan siang. Namun apakah masyarakat Indonesia cukup bodoh? Hati-hati presiden. Saya telah membuat terlalu banyak kata-kata yang tidak dapat didukung oleh tindakan. Dengan makan siang, masalah ini akan berubah? Soal nepotisme, persoalan Pengadilan Keluarga, persoalan penyalahgunaan kekuasaan melalui MK kemarin. Ada banyak masalah, dan presiden diam saja. “Tiba-tiba kita harus memuji makan siang ini?” kata Pangi.

Menurutnya, saat ini tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi sedang berada pada titik terendah karena ucapan presiden selalu tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya selama ini.

Ketiga calon presiden ini mengaku topik pembicaraan dengan Presiden tidak ada yang serius, suasana terasa hangat dan bersahabat.  (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Ketiga calon presiden ini mengaku topik pembicaraan dengan Presiden tidak ada yang serius, suasana terasa hangat dan bersahabat. (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

“Keteladanan seorang pemimpin dapat dipegang antara perkataan dan perbuatan. Apakah orang Indonesia mudah melupakan dan memaafkan? Kami tidak sebodoh itu. Kejadian ini bukan hanya sekali atau dua kali saja. Lalu saat makan siang, kita bisa bilang presiden netral? Menurut pendapat saya, berhati-hatilah untuk tidak mempercayainya gimmick seperti itu. “Karena perkataan berbeda dengan tindakan,” imbuhnya.

Pangi juga sempat ragu jika Jokowi akan bersikap netral pada Pilpres mendatang mengingat putranya merupakan salah satu calon wakil presiden.

“Jangan lupa, dalam isi pembicaraan politisi, DNA presiden ini adalah DNA politik. Setiap agenda pasti ada komponen politiknya. Itu bukan ruang kosong. Jadi presiden paham, dia piawai bagaimana menenangkan laut yang mana Dulunya ombak, dengan makan siang ini. Jadi masyarakat akan membicarakan makan siangnya. Ujung-ujungnya masyarakat lupa dengan kejadian MK dan lain-lain, tutupnya. [gi/ab]

Tinggalkan Balasan