Jokowi Tekankan Tidak Boleh Ada Intervensi pada Pemilu 2024

Presiden Joko Widodo mengingatkan agar tidak ada campur tangan dalam pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2024.

Ia pun mengaku kaget dengan banyaknya tudingan pemerintah yang ingin melakukan intervensi dalam proses demokrasi. Menurutnya, dalam pemilu tahun depan yang berskala sangat besar dan demokratis, akan sangat sulit untuk melakukan intervensi karena banyak elemen masyarakat dan pihak berwenang yang melakukan pengawasan sangat ketat.

Pembangunan Kantor Presiden di ibu kota Indonesia kini sudah mencapai 38 persen.  Presiden Joko Widodo meninjau dan memasang bilah Garuda pertama di gedung yang akan menjadi ikon Kantor Kepresidenan RI tersebut.  (Twitter/jokowi)

Pembangunan Kantor Presiden di ibu kota Indonesia kini sudah mencapai 38 persen. Presiden Joko Widodo meninjau dan memasang bilah Garuda pertama di gedung yang akan menjadi ikon Kantor Kepresidenan RI tersebut. (Twitter/jokowi)

“Banyak yang bilang pemilu kita mudah diintervensi, di mana kita bisa intervensi? Di setiap TPS (tempat pemungutan suara – red) ada saksi dari partai. Bahkan petugas di dekat TPS pun tidak. Maksudnya apa? Pemilu ini pemilu yang sangat terbuka, bisa diawasi siapa saja, masyarakat, media dan lain-lain. “Jadi jangan coba-coba melakukan intervensi, karena ini jelas sangat sulit,” kata Jokowi pada Pembukaan Koordinasi Penyelenggara Pemilu Nasional. Pertemuan, di Jakarta, Rabu (8/11).

Ia juga meminta kepada penyelenggara pemilu yakni Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk memantau secara ketat kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Pemilu 2024, dengan memanfaatkan teknologi serta saran dan masukan. kritik dari berbagai elemen masyarakat.

Menurutnya, hal ini penting dilakukan guna menjaga suhu politik di dalam negeri agar tetap kondusif, aman, dan damai.

“Ini pesta demokrasi besar, (jumlah) TPS saja 840 ribu jadi tantangannya juga besar. Bagaimana memastikan tata kelola pemilu akuntabel dan berintegritas. Mekanisme pendistribusian dan mekanisme pengamanan tidak mudah.” bagaimana menciptakan kontestasi yang berkualitas, kontestasi damai, kontestasi keren, kontestasi tanpa hoax, kontestasi tanpa ujaran kebencian,” ujarnya.

Ia juga menyatakan, undangan makan siang bersama para calon presiden pada pekan lalu dilakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dalam demokrasi harus bersaing dengan tetap mengedepankan perdamaian.

“Ini yang perlu kita jaga bersama, kita harus ingat bahwa kerukunan dan persatuan bangsa tidak boleh kita korbankan. Kondusivitas bangsa harus kita jaga, stabilitas keamanan harus kita jaga bersama. Saya yakin dan yakin demokrasi di Indonesia semakin baik. , masyarakat semakin bijak dalam memilih, masyarakat juga semakin dewasa dalam berperilaku, karena pemilu adalah pesta rakyat. “Rakyat harusnya senang, rakyat harusnya senang saat merayakannya, jangan khawatir, jangan cemas, jangan khawatir itu hadir, tapi kegembiraan dan kegembiraan,” katanya.

Presiden Jokowi mengundang ketiga calon presiden tersebut makan siang di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10).  (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Presiden Jokowi mengundang ketiga calon presiden tersebut makan siang di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10). (Foto: Istimewa/Biro Sekretariat Presiden)

Sorotan masyarakat terhadap Presiden Joko Widodo belakangan cukup tajam menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memberi lampu hijau bagi putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, untuk bisa maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) dan kini berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Pengamat Politik Ujang Komarudin menegaskan, masyarakat tidak bisa berasumsi tentang potensi kecurangan dalam kontestasi Pemilu 2024. Menurutnya, seluruh elemen masyarakat harus turut serta mengawasi proses demokrasi ini agar tidak ada sedikit pun celah kecurangan dan intervensi.

Presiden harus netral, Presiden harus di tengah, itu yang penting. Sebagai individu dan warga negara ya, kita pasti dukung Prabowo-Gibran. Tapi sebagai Presiden dan Kepala pemerintahan, Jokowi pasti di tengah-tengah. Kita tidak bisa menebak apakah (potensi) kecurangan itu tinggi atau tidak. Kita pantau bersama, semua akademisi, media, pantau. Kita bisa pantau bersama karena sekarang banyak sekali. media sosial.”Jika ada penipuan, kami akan menertibkannya,” kata Ujang.

Sementara itu, pengamat politik Arifki Chaniago menilai akan sangat sulit terjadi kecurangan pada Pilpres mendatang. Dia mencontohkan pada Pilpres 2004, calon presiden petahana Megawati Soekarnoputri dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal ini, kata dia, membuktikan belum tentu pihak berwenang akan menang.

Kata dia, dengan adanya tiga pasang calon presiden dan wakil presiden, maka akan semakin banyak elemen masyarakat yang melakukan pengawasan ketat sehingga berbagai kecurangan akan mudah ditemukan.

Artinya, ruang akan terbuka dengan mudah jika ada kecurangan. Manfaatkanlah semua elemen yang kamu punya, namun yang mungkin perlu kamu perhatikan adalah saat ini kecurangan bisa dengan mudah menjadi viral. Artinya, jika ada ruang untuk berbuat curang, maka masyarakat dengan mudah akan memobilisasinya di media sosial dan ini akan menjadi blunder bagi Pak Jokowi jika ada ruang untuk berbuat curang, kata Arifki. [gi/ab]

Tinggalkan Balasan