Mimpi I Wayan Wardika Agar Anak-Cucu Melihat Kunang-kunang

KILATNUSANTARA.COM, Gianyar : I Wayan Wardika bermimpi agar anak cucunya dapat menikmati keindahan kunang-kunang yang mempunyai kemampuan memancarkan cahaya. Populasi kunang-kunang menurun karena hilangnya habitat akibat aktivitas manusia.

Keinginan itu diwujudkannya dengan membangun rumah konservasi kunang-kunang di Gianyar, Bali. Keberadaan rumah konservasi adalah untuk menjaga populasi satwa api tersebut melalui kegiatan penelitian, penelitian dan eksperimen.

“Saat saya masih kecil kelas 6 SD yang tidak ada listriknya, saya ingat betul banyak kunang-kunang. Melihat fenomena populasi kunang-kunang, saya ingin memastikan anak-anak saya tetap bisa melihat kunang-kunang,” kata I Wayan Wardika, Pendiri Rumah Konservasi Kunang-Kunang, saat ditanya kenapa ada kunang-kunang, Sabtu (27/4/2024).

Pendiri Firefly Conservation House I Wayan Wardika (kiri) bersama peneliti. Mereka menghabiskan waktu meneliti, meneliti dan bereksperimen di Rumah Konservasi Kunang-Kunang di Gianyar, Bali. (Foto: Rumah Konservasi Kunang-Kunang).

Alasan lainnya adalah sebagai seorang Hindu ia memandang kunang-kunang tidak hanya sebagai hewan dari sudut pandang dunia (dalam skala). Terdapat pendekatan nilai spiritualitas (noetic) yang saling berhubungan dan berkaitan dengan satu unsur yaitu cahaya.

Keberadaan kunang-kunang menuntut manusia untuk selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan Tuhan (spiritualitas), orang lain (kemanusiaan), dan lingkungan (sustainability). Baginya, kunang-kunang mengajarkan manusia untuk selalu bertindak, berbicara, dan berpikir dengan baik (Tri Kaya Parisudha).

“Cahaya merupakan energi spiritual sehingga dapat hidup, tumbuh dan kembali ke sumbernya. Kunang-kunang erat kaitannya dengan simbol atau makna keselarasan spiritual dengan lingkungan dan filosofi agar kita saling peduli dan saling menghargai,” ujarnya.

Baca juga: https://www.rri.co.id/lain-lain/658512/jarang-lihat-kunang-kunang-rumah-konservasi-di-gianyar-ketir-ketir​

Dari segi ilmu pengetahuan, literasi tentang kunang-kunang dari Indonesia belum ada, padahal terdapat 2 ribu spesies kunang-kunang yang ada di muka bumi. Selama ini referensi terkait kunang-kunang banyak berasal dari peneliti luar negeri.

Oleh karena itu, melalui berbagai kegiatan penelitian di Rumah Konservasi Kunang-Kunang, ia berharap dapat berkontribusi bagi kemajuan ilmu kunang-kunang. “Ternyata referensi tentang kunang-kunang di Indonesia masih terbatas, sehingga kami ingin turut berkontribusi dalam ilmu kunang-kunang,” harapnya.

The Nature Conservancy memiliki tiga peneliti muda yang terus memantau kunang-kunang mulai dari perkawinan, telur, larva hingga dewasa dan pelepasan ke alam liar. Pihaknya mengeluarkan dana Rp15 hingga 20 juta per bulan dan sebagian besar untuk operasional sumber daya manusia.

Salah satu peneliti di Firefly Conservation House. Peneliti memantau pertumbuhan kunang-kunang mulai dari perkawinan, bertelur, larva dan dewasa hingga dilepasliarkan ke alam liar. (Foto: Rumah Konservasi Kunang-Kunang).

Ia berharap ada dukungan penuh, termasuk dari Badan Riset Ilmiah dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk mengakses penelitian yang lebih mendalam. Lalu ada dukungan pemerintah terhadap pengembangan pertanian organik dan pengembangan UMKM organik pascapanen.

Baca juga: https://www.rri.co.id/lain-lain/659707/mengenal-kunang-kunang-dari-rumah-konservasi-gianyar​

Pengembangan tanah organik sangat penting karena akan terhindar dari penggunaan bahan kimia dan pestisida. Salah satu penyebab menurunnya populasi kunang-kunang adalah penggunaan pestisida dalam pengelolaan lahan pertanian.

Populasi kunang-kunang harus dijaga agar tidak punah karena memiliki manfaat bagi manusia dan alam. Kunang-kunang merupakan bioindikator udara bersih, air tidak tercemar, dan tanah sehat.

“Kalau tidak ada kunang-kunang berarti ada unsur atau unsur yang tidak terpenuhi (misalnya tanah tidak sehat, udara kotor). Kalau kita hidup di lingkungan seperti itu (ada kunang-kunang), berarti lingkungan kita baik,” dia berkata.


Tinggalkan Balasan