BAKTI Aksi Sapa Asa Siswa Kampung Komodo

KILATNUSANTARA.COM, Pulau Komodo: Menyapa siswa SD dan SMP Satu Atap di Pulau Komodo sungguh menyenangkan. Gelak tawa tulus yang dihadirkan membuat rasa penat selama satu jam berlayar dari pelabuhan pesisir Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) hilang seketika.

Antusiasme anak-anak Desa Komodo untuk belajar begitu besar. Dalam semangat inilah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika memperkuat kesetaraan jaringan.

Seorang jurnalis (kiri) mencoba berselancar di Internet BAKTI di depan gedung SD dan SMP Satu Atap di Pulau Komodo (Foto: Humas BAKTI/ist)

Prioritas pemerataan konektivitas digital juga ada pada sektor pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Yang penting sekolah-sekolah di Indonesia bisa diakses dulu, ke depan kebutuhannya semakin meningkat seiring kita melakukan terrestrialisasi dan peningkatan kapasitas, kata Direktur Utama BAKTI Kominfo, Fadhila Matar.

Langkahnya adalah dengan membangun perangkat Base Transceiver Station (BTS) dan Vsat Internet Access (Aksi) BAKTI Kominfo. Akses internet tersebut salah satunya sudah ada di sekolah dasar dan menengah satu atap di Desa Komodo.

Seorang siswa SD dan SMP satu atap di Pulau Komodo menggunakan perangkatnya di dekat perangkat Vsat Akses Internet BAKTI Kominfo (Aksi) (Foto: Humas BAKTI/ist)

Rindu, salah satu siswa kelas VII mengatakan, tidak hanya di sekolah, internet juga dibutuhkan di rumah, yakni untuk menulis pekerjaan rumah.

“Di sekolah kami kebanyakan belajar dengan buku LKS. Yang perlu kita lakukan adalah mengerjakan pekerjaan rumah kita,” kata Rindu kepada RRI.co.id.

Tidak hanya bagi siswa, akses internet juga sangat penting bagi guru yang telah mengadopsi program belajar mandiri untuk menerapkan kurikulum. “Harus menggunakan aplikasi digital, yang jelas internet sangat diperlukan,” kata Kepala Sekolah SD Satu Atap Pulau Komodo – SMPN, Abdul Malik.

Menurut Abdul, ketersediaan akses Internet pada BAKTI Kominfo cukup bermanfaat bagi guru dan siswa, namun kapasitas bandwidth yang tersedia masih terbatas. Harapan warga di sini satu-satunya adalah BTS Bakti jika sinyal dari operator lain turun, kata Malik.

Wajah siswa kelas VII SMP Satu Atap Pulau Komodo yang berfoto di dalam kelas (Foto: Humas BAKTI/ist)

Kabar baiknya, ada rencana peningkatan kapasitas bandwidth di Pulau Komodo. Namun masih menunggu proses migrasi ke satelit Satria-1 selesai.

Satelit Republik Indonesia (Satria-1) merupakan satelit Internet pertama Indonesia yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan Internet di daerah 3T (tertinggal, terpencil, terdepan).

“Untuk menambah kapasitas bandwidth, saat ini Bakti Kominfo sudah mengintegrasikan satelit baru yaitu Satria, kita berharap kedepannya di tahun ini kita bisa migrasi lokasi di sini ke Satria,” kata Project Management Department (PMU) Akses Internet (AI) BAKTI Kominfo, Adrian. Reza.

Proses migrasi ke satelit Satria akan berlanjut hingga Agustus mendatang. Rencananya Pulau Komodo akan mendapat tambahan bandwidth hingga 4 Mbps.

“Dari 2 Mbps menjadi 3 hingga 4 Mbps jika migrasi dari Satria-1. Tahun ini sampai bulan ke 8 proses migrasi ke Satria. “Mungkin ada peningkatan bandwidth,” katanya.

BAKTI merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika. BAKTI merupakan suatu badan yang sebelumnya bernama Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI).

BAKTI merupakan upaya mewujudkan cita-cita, salah satunya adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur. Yakni prioritas di daerah terpencil yang belum tersentuh fasilitas dan layanan telekomunikasi.

Oleh karena itu, kami berharap senyum Rindu dan anak-anak lain di Pulau Komodo semakin ceria. Bersenang-senang menjalani hari-hari Anda berdampingan dengan konektivitas yang baik untuk mencapai tujuan Anda.


Tinggalkan Balasan