Tempat Hidangan Khas Bangsawan, Pelopor Pasar Ramadan Yogyakarta

KILATNUSANTARA.COM, Yogyakarta: Bulan Ramadhan menjadi saat yang dinantikan banyak orang. Salah satunya dengan mencari kuliner khas yang hadir setiap bulan suci.

Mencari kuliner khas Ramadhan di Pasar Sore Ramadhan Kauman Yogyakarta memang menyenangkan tersendiri. Terutama bagi orang yang ingin bersantai.

Menyusuri gang yang relatif sempit tidak menyurutkan niat orang untuk mencari jajanan sembari menunggu waktu berbuka. Ada pula orang yang pergi ke sana sekadar jalan-jalan untuk mengisi waktu.

Ketua Panitia Pasar Sore Ramadhan Kauman Chawari mengatakan, tempat yang dikenal dengan Pasar Tiban itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Ia meyakini pasar ini sudah ada sejak sebelum tahun 1970.

Chavari menambahkan, pada tahun 1970-an, saat ia masih kecil, pedagang di pasar tersebut masih sedikit. Itupun para pedagangnya hanya warga yang tinggal di kawasan Kauman.

“Jadi pasar sore Ramadhan kali ini merupakan pengembangan dari pasar sebelumnya. Jadi waktu saya kecil, 70 tahun lalu, di jalan itu hanya ada tiga atau empat pedagang,” ujarnya, Kamis (14/3/2024).

Lanjutnya, para pedagang Pasar Tiban sebelumnya lebih fokus pada lauk pauk untuk berbuka puasa. Namun kini berbagai jenis takjil dijual di sana.

“Dari tahun ke tahun terus meningkat, tidak hanya topping saja. Lalu di Kauman juga terkenal dengan makanan khas Kauman yang sebenarnya berasal dari keraton,” ujarnya.

Seiring bertambahnya jumlah pedagang, lanjutnya, sekitar tahun 1995-1996 muncul ide untuk mengelola pasar agar lebih terorganisir. Ide ini datang dari Ketua RW X Kaumann saat itu.

“Sekarang pedagangnya cukup banyak. Ada sekitar 52 hingga 55 pedagang di sepanjang jalan yang panjangnya sekitar seratus meter ini,” ujarnya.

Menariknya, selain berbelanja minuman segar, pengunjung juga bisa menikmati jalan-jalan sore sambil menunggu minuman segar. Pengunjung bisa menjelajahi Desa Kauman yang juga bisa menembus Masjid Gede Kauman Yogyakarta.

Meski jumlah pengunjung meningkat dari tahun ke tahun, Chavari belum puas. Ia tetap ingin menarik pengunjung dengan menggandeng Desa Wisata Kauman.

“Kami ingin terus berkembang. Terutama dalam hal promosi dan lain sebagainya,” kata Chavari.

Kicak, salah satu makanan khas pasar sore Ramadhan Qawman yang hanya tersedia selama bulan Ramadhan (Foto: RRI/Dyan)

Tak hanya diminati warga Yogyakarta, beberapa kuliner khas desa ini juga banyak diminati wisatawan. Seperti kicak, olahan sarapan yang hanya tersedia saat Ramadhan di Kauman.

Ada pula hidangan mulia dari Keraton Ngayogyakarta. Masakan tersebut antara lain Jadah Manten dan Songgo Buwono.

Mantri Aparatur Sipil Negara Gondomanan, Cahya Wijayanta mengapresiasi antusiasme para perangkat desa. Ia bangga aparat desa terus menjaga eksistensi pasar sore Ramadhan di Kauman.

Cahya menegaskan, pasar ini merupakan cikal bakal hadirnya pasar Ramadhan di Kota Yogyakarta. Faktanya, Pasar Tiban yang hanya hadir saat Ramadhan mampu menopang perekonomian masyarakat kecil, termasuk UMKM di Yogyakarta.

“Ini adalah hal yang luar biasa. Hal ini patut untuk dilestarikan dan dilanjutkan,” kata Kahya.

Ia berharap di bulan suci Ramadhan ini, masyarakat muslim bisa memanfaatkannya sebaik mungkin untuk beribadah. Termasuk ziarah atau jihad mencari nafkah di pasar sore Ramadhan ini.

Harapannya, masyarakat tidak hanya bisa meningkatkan ketakwaannya di bulan Ramadhan saja. Ia juga ingin perekonomian masyarakat terus membaik, menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang.


Tinggalkan Balasan