Daerah  

Anggaran KONI di Koltim Belum Cair, Sejumlah Atlit Cabor Terancam Ikuti Porprov Dengan Swadaya

Kolaka Timur – Sultra, // kilatnusantara.com

Sejumlah atlit cabang olahraga daerah kolaka timur dibawah naungan KONI Koltim, terancam mengikuti Porprov secara swadaya.

Hal itu, di duga di picu oleh isu penunjukan karteker sehingga berdampak pada anggaran KONI yang saat ini diduga belum dicairkan.

Menuai tanggapan ketua pengurus daerah (Pengda) Persatuan Badminton Seluruh Indonesia (PBSI) kabupaten kolaka timur Alwi turut angkat bicara pada persoalan penunjukan karteker KONI di koltim yang berdampak pada anggaran KONI.

Menurut Alwi, dengan adanya surat keputusan penunjukan karteker di kolaka timur tidak sesuai dengan mekanisme anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) KONI, dimana turunnya karteker jika kepengurusan KONI mengalami kekosongan di daerah tersebut

“karteker dan Pelaksana tugas memiliki hal yang berbeda, karena pelaksana tugas KONI yang sudah terbentuk namun ketua tersebut tidak menjalankan tugas selama 6 bulan berturut-turut sehingga bisa dilakukan pergantian, sedangkan penunjukan karteker karena pengurus KONI kabupaten mengalami kekosongan hanya untuk dipersiapan untuk mengadakan musyawarah” jelasnya

Alwi juga mengatakan bahwa dengan adanya karateker ini hanya membingungkan seluruh cabang olahraga di kolaka timur, karena tidak mungkin terjadi pencairan anggaran persiapan pada masing-masing cabang olahraga

“Anggaran dasar sudah jelas di poin 3 huruf a di pasal 28 sangat jelas aturannya, dimana ketua karteker tidak dapat mengambil langkah strategis yang berdampak pada pertanggungjawaban anggaran negara yang sudah jelas sehingga tidak ada anggaran yang bisa dicairkan” ungkapnya

jika ketua karteker KONI yang di akui oleh pemerintah daerah kolaka timur maka dirinya berasumsi bahwa pelaksanaan Porprov yang akan di laksanakan di kota bau-bau dan buton akan di biayai ketua karteker dengan biaya pribadi, karena menurutnya sudah tidak ada jalan lagi untuk menggunakan dana kabupaten.

“semestinya pihak pemda koltim dalam hal ini Plt Bupati Koltim sebagai Pembina olahraga tertinggi harus menekankan kepada leading sector yang membidangi dalam KONI ini yakni Dispora untuk menyatakan sikap terkait apa yang harus dilakukan mengingat banyaknya atlit-atlit yang berprestasi di koltim mendapatkan tawaran untuk bermain di kabupaten lain” ujarnya

Ia menegaskan bahwa dalam minggu ini tidak ada kejelasan, selaku ketua PBSI akan melakukan rapat internal yang nantinya keputusannya ada dua pilihan yakni pihaknya akan berangkat ke kota bau-bau secara swadaya karena pihaknya merasa takut jika menggunakan anggaran yang akan berdampak secara hukum kedepannya jika KONI hasil musda tidak di akui dan yang kedua adalah pengurus PBSI Koltim akan mengundurkan diri karena tidak mungkin pihaknya mengorbankan para atli-atlit yang telah dipersiapkan

Sementara itu, ketua harian ikatan pencak silat seluruh Indonesia (IPSSI) kabupaten kolaka timur. La Ode Riadi menjelaskan untuk cabor silat dijadwalkan tanggal 22 akan dipertandingkan, namun tanggal 21 November 2022 sudah dilakukan penimbangan atlit, sehingga secara otomatis paling lambat atlit silat sudah harus berangkat tanggal 19 November 2022

Di Tanya terkait persipannya, dirinya menyampaikan saat ini masih menggunakan anggaran secara swadaya, karena anggaran dari KONI belum ada kejelasan

“terkait perlengkapan kostum dari IPSSI itu sendiri belum ada, jadi kami saat ini masih menggunakan perlengkapan dari masing-masing perguruan yang kami pinjam. Kalau untuk membeli kostum atlit silat saat ini kami tidak mampu karena anggaran belum ada di tambah dengan TCnya mereka” pungkasnya.

Terakhir, ia menyebutkan bahwa atlit pencak silat kabupaten kolaka timur yang rencanya akan bertanding pada iven porprov di kota bau-bau dan buton saat ini berjumlah 17 orang itu belum termasuk official dengan pelatih.

Tim Red

Exit mobile version