Indonesia Emas 2045, Wapres: Bebas Stunting Syarat Utama

KILATNUSANTARA.COM, Jakarta: Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menegaskan, untuk mencapai “Indonesia Emas” pada tahun 2045, tidak ada perlambatan pertumbuhan menjadi syarat utama. Sebab, menurut Wapres, generasi emas adalah generasi yang akan membangun Indonesia yang didukung oleh kesehatan yang berkualitas dan berdaya saing.

“Hilangkan hambatan pertumbuhan, kita berharap akan lahir generasi emas yang akan membangun Indonesia.” “Hal ini akan terwujud jika sumber daya manusia yang tersedia berkualitas, mampu di siang hari, dan terlebih lagi tidak mengalami hambatan pertumbuhan,” kata Wakil Presiden Ma’roof Amin saat membuka Rakornas Komisi Perempuan, Pemuda dan Keluarga. (KPRK) . ) Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (2/12/2024).

Wapres menyoroti kondisi pertumbuhan yang melambat dan masih memerlukan kerja keras, apalagi pemerintah menargetkan angka pertumbuhan pada tahun 2024 sebesar 14 persen. Wapres mengapresiasi upaya efektif yang bisa dilakukan, salah satunya dengan menjaring ulama dan tokoh agama.

“Data tahun 2022 menunjukkan sekitar 1 dari 5 anak kecil Indonesia masih menderita stunting, kekurangan gizi jangka panjang. “Targetnya tahun 2024 hanya 14 persen. Untuk mencapainya, upaya tambahan memerlukan kerja keras, kecerdasan, dan kerja sama semua pihak,” ujarnya.

“Termasuk keterlibatan ulama dan tokoh agama. “Dan pendekatan keagamaan harus dioptimalkan sebagai langkah efektif,” ujarnya.

Rapat koordinasi nasional KPRK MUI tersebut dirangkaikan dengan pembacaan deklarasi dukungan pemerintah untuk mencapai “zero stunting” atau “zero stunting” di tingkat nasional. (Foto: RRI/Retno Mandasari)

Secara khusus, Wapres mendukung aksi KPRK MUI “Gerakan Nasional Nol Warung Guna Cegah Stall Menuju Indonesia Emas 2045”. Kami juga berharap gerakan ini dapat terlaksana secara maksimal dengan menjadi mitra strategis pemerintah dalam menurunkan angka kejadian stunting.

“Saya berharap MUI dapat tampil sebagai penggerak umat sekaligus mitra strategis pemerintah. “Dalam upaya mencapai tujuan mengurangi perlambatan pertumbuhan,” kata Wapres.

“Itu memang perlu dilaksanakan dan dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga. Terkait dengan pemerintah daerah,” kata Wapres yang juga masih menjabat Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu.

“Pesan saya, kita perlu benar-benar memahami stagnasi ini dan mengkomunikasikannya kepada publik. “Disampurkannya dengan baik, lembut dan bijaksana, maka bisa menggerakkan masyarakat untuk mencegah kasus baru dan mengobati anak-anak yang sudah stunting,” ujarnya.

Sedangkan gerakan nasional pencegahan stunting merupakan komitmen MUI dalam membantu masyarakat. “Dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pencegahan stunting,” kata Ketua MUI KPRK Amani Lubis dalam kesempatan yang sama.

“Secara khusus Komisi PRK berkomitmen memperkuat jaringan KPRK di seluruh Indonesia untuk koordinasi dan konsolidasi. “Serta memperluas kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting,” kata Amani.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan sedang menyelesaikan survei kasus stunting terbaru yang rencananya akan diumumkan pada akhir Februari 2024. Data terakhir survei yang diumumkan pada awal tahun 2023 ini menunjukkan angka stunting sebesar 21. 6 persen.


Tinggalkan Balasan