Merawat Karst sebagai Ikhtiar Menjaga Kehidupan

KILATNUSANTARA.COM, Ternate: Kawasan karst mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Lanskap geologi yang unik ini dikaitkan dengan ekosistem kehidupan.

Istilah karst berasal dari kata kras dalam bahasa Slovenia yang berarti tanah berbatu. Secara geologis, karst mengacu pada permukaan tanah yang terdiri dari batuan yang mudah larut.

Jenis formasi yang ada di permukaan disebut karst permukaan. Sedangkan yang berada di bawah tanah disebut gua karst.

Berdasarkan laman ksdae.menlhk.go.id, potensi luas lanskap karst Indonesia seluas 154.000 kilometer persegi. Luas ini setara dengan 0,08 persen luas daratan Indonesia yang mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri.

Wilayahnya terbentang dari ujung pulau Sumatera hingga ujung timur Papua. Mulai dari pesisir pantai hingga dataran tinggi di pegunungan Papua.

Masyarakat Speleologi Indonesia (ISS) hingga tahun 2020 mengumpulkan data terkait kawasan karst dari penjelajah gua dan peneliti karst. Indonesia memiliki 1.852 gua, 187 sungai bawah tanah, 32 danau karst, dan 839 mata air di kawasan karst.

Jumlah tersebut paling banyak berada di Pulau Jawa. Dan masih terdapat potensi karst di wilayah lain di Indonesia.

Potensi Karst di Indonesia (Sumber: Ekosistem Karst, Nilai Penting dan Ancaman, Aziz Fardani Jaya, Masyarakat Speleologi Indonesia)

Peran penting karst

Karst bukan sekedar tanah berbatu, itulah namanya. Karst juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Zaihua Liu dan J. Zhao, peneliti dari China, mengatakan kawasan karst mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Sekitar 0,41 miliar ton dan keluarnya 0,3 miliar ton melalui proses pembentukan karst, sehingga 0,11 miliar ton karbon dioksida tersimpan di kawasan karst.

Merujuk pada jurnal ilmiah yang dibuat oleh D. Danardono, Eko Haryono dan M. Widyastuti bertajuk “Potensi Penyerapan Karbon Anorganik di Kawasan Karst Tropis di Biduk – Biduk Karst Kalimantan Timur” menunjukkan potensi Karst Biduk-Biduk dalam menurunkan emisi karbon. di Kalimantan Timur sebesar 7,3 persen. Untuk wilayah Indonesia yang luas mampu menurunkan emisi karbon sebesar 0,5 persen, sehingga melindungi kawasan karst membantu mengurangi emisi karbon.

Akademisi veteran UPN Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, juga menyatakan bahwa karst merupakan ekosistem yang kompleks dan unik. Ia menjelaskan, karst merupakan kawasan alami yang menyediakan air bersih – sebagian besar penduduk dunia memperoleh air minum dari sistem karst – dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Dalam istilah ilmiah manfaat dan berbagai hal mendasar yang dibutuhkan manusia dikenal dengan jasa ekosistem (jasa ekosistem). Ekosistem karst yang berkelanjutan akan berdampak pada kehidupan itu sendiri, misalnya pengaturan kualitas iklim udara dan air, mitigasi banjir, dan jasa budaya.

Potensi pemanfaatan karst. (Sumber: Ekosistem Karst: Nilai Penting dan Ancaman, Aziz Fardani Jaya, Masyarakat Speleologi Indonesia)

Karst merupakan “arsip iklim”, ungkap Oliver Heil, seorang speleologist (penjelajah gua) asal Jerman. Penjelajah karst dan penjelajah gua dari Masyarakat Speleologi Indonesia (ISS), Aziz Fardani mengatakan karst itu ibarat tempat penampungan air menyerap air, yang akan berdampak pada erosi dan banjir.

Tantangan dalam pemeliharaan karst

Berdasarkan laman ugm.ac.id, 9,5 persen dari 155.000 kilometer persegi kawasan karst Indonesia rusak akibat aktivitas penambangan batu kapur dan alih fungsi lahan. Eko Hariono, pakar karst dari UGM, mengungkapkan permasalahan utama pengelolaan karst adalah akibat desentralisasi kekuasaan.

Desentralisasi kekuasaan membuat peraturan pengelolaan karst yang dikeluarkan pemerintah pusat tidak berjalan efektif. Mengapa?

Hal ini disebabkan karena tidak adanya peraturan hukum yang mengatur operasi konservasi bentang alam dan terdapat banyak permohonan izin penambangan batu kapur. Hal ini merupakan tantangan dalam pengelolaan karst.

Industri semen dan pertambangan juga menjadi tantangan jika pengelolaannya tidak berdasarkan prinsip kehati-hatian. Industri yang menambang pegunungan karst menghancurkan gua dan saluran air.

Hal tersebut dijelaskan Eko Teguh, akademisi UPN Veteran Yogyakarta saat menilik industri dan perlindungan karst. Sebanyak 1,82 juta hektare atau 11 persen kawasan karst Indonesia terbebani izin pengusahaan pertambangan.

Ancaman terhadap ekosistem karst. (Sumber: Ekosistem Karst: Nilai Penting dan Ancaman, Aziz Fardani Jaya, Masyarakat Speleologi Indonesia)

Pengupasan lahan lanskap karst akibat aktivitas penambangan akan merusak zona epikarst (lapisan tipis pada batu kapur yang terbentuk oleh tanah atau retakan yang dapat menyimpan air, sehingga menghilangkan fungsi utama karst. Misalnya saja fungsi menyerap, menyimpan, dan menyalurkan air untuk keperluan sehari-hari. kawasan disekitarnya akan hilang jika ekosistem karst rusak.

Aziz Fardhani, penjelajah dan penjelajah gua dari Masyarakat Speleologi Indonesia (ISS), mengungkap beberapa tantangan dalam konservasi karst. Misalnya saja ketersediaan data dan informasi yang masih terbatas karena potensi kawasan karst di Indonesia sekitar 15,4 juta hektar.

Kemudian kebijakan pengelolaan karst masih bersifat sektoral. Padahal, menjaga karst memerlukan pandangan bersama dari berbagai negara dan bidang interdisipliner.

Upaya perlindungan karst

Kawasan Konservasi Komisi Dunia (WCPA) pada tahun 1997 mempromosikan perlindungan ekosistem karst di seluruh dunia. Pertimbangan lingkungan hidup dan manfaatnya bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya menjadi alasan mengapa kawasan karst perlu dilestarikan.

Sebagai sumber daya alam, kawasan karst merupakan kawasan yang tidak dapat diperbarui karena nilai kerentanannya yang sangat tinggi. Penelitian dan pemahaman karst harus dilakukan agar kebijakan pengelolaan sumber daya alam tidak hanya menguntungkan dalam jangka pendek.

Lebih lanjut, manfaat karst harus diarahkan kepada masyarakat umum yang mempunyai manfaat keberlanjutan, bukan hanya kepada segelintir kelompok saja. Memelihara kawasan karst merupakan upaya bersama untuk melestarikan kehidupan, karena dengan segala kelebihannya, merawat bentang alam karst akan berujung pada merawat kehidupan itu sendiri.


Tinggalkan Balasan