Inggris Latih Literasi Digital Ratusan Penyandang Disabilitas Indonesia

KILATNUSANTARA.COM, Jakarta: Program Pelatihan Literasi Digital untuk Kewirausahaan dan Pasar Kerja Nasional dari Inggris diikuti oleh 950 penyandang disabilitas di Indonesia. Mereka merupakan peserta yang ditempatkan pada program online bertajuk “Tech To Empower” sejak tahun 2020.

“Secara total, kami kini telah memberdayakan 950 penyandang disabilitas di seluruh Indonesia sejak tahun 2020 melalui pelatihan literasi digital kewirausahaan. Dan pasar tenaga kerja nasional serta dengan mengembangkan pedoman bagi penyandang disabilitas,” kata Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Matthew Downing pada acara Tech to Empower Summit ketiga yang bertema “Kolaborasi Pentahelix menuju Indonesia Inklusif”, Kamis (18/1). /2024) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Matthew menjelaskan, pencapaian ini diharapkan dapat menunjukkan komitmen Inggris terhadap inklusi, khususnya di sektor teknologi. Serta memastikan penyandang disabilitas tidak tertinggal di dunia yang semakin digital.

Menurut Matthew, selain bekerja sama dengan Alunjiva Indonesia, Inggris juga ingin memastikan penyandang disabilitas memiliki akses terhadap pekerjaan di sektor ekonomi digital. Lebih jauh lagi, menyoroti kolaborasi ini mendorong inklusi digital global dalam agenda pemberdayaan teknologi.

“Inisiatif ini adalah contoh yang sangat baik dari komitmen kami untuk mendukung hak dan pemberdayaan penyandang disabilitas. “Tujuan kami adalah menciptakan perubahan yang berarti melalui program ini,” ujarnya.

“Memastikan penyandang disabilitas di Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pekerjaan di Indonesia yang sedang mengembangkan ekonomi digital.”

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Matthew Downing, saat menyampaikan pidato pada pertemuan puncak ‘Tech to Empower’, Kamis (18/1/2024) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. (Foto: RRI/Retno Mandasari)

Dalam kesempatan yang sama, co-founder “Alunjiva Indonesia”, Fanny Efreeta mengungkapkan, program “Tech To Empower 2023” diikuti oleh 500 penyandang disabilitas di Indonesia. Program ini menciptakan ruang pembelajaran dengan memperkuat program penguatan keterampilan digital dan pengembangan usaha penyandang disabilitas.

“Meningkatkan keterampilan literasi digital dalam angkatan kerja inklusif bagi penyandang disabilitas sangat penting untuk mewujudkan kesetaraan informasi. “Untuk dapat meningkatkan kapasitasnya dan siap memasuki lingkungan penelitian, baik dunia kerja profesional maupun kewirausahaan,” kata Fanny Efrita.

Fanny Efreeta menjelaskan melalui program ini juga telah disusun pedoman penerapan ekosistem inklusif. Yakni bagi perusahaan dan penyandang disabilitas yang turut terwakili pada acara Tech To Empower Summit 2023.

“Melalui program Tech To Empower 2023, kami juga mengembangkan pedoman penerapan ekosistem inklusif bagi perusahaan dan penyandang disabilitas. “Juga panduan menjadi wirausaha inklusif, makanya kami kembangkan dua pedoman,” ujarnya.

Peserta asal Tangerang, Hana Pertiwi, mengatakan pelatihan literasi digital memberikan manfaat yang besar, khususnya dalam pemanfaatan digital untuk berwirausaha. Wanita lulusan farmasi ini ingin menjadi wirausaha berbekal ilmu yang didapat selama menempuh studi pada Agustus hingga Oktober 2023.

“Tidak menutup kemungkinan kalau mau berbisnis, apoteker bisa buka apotek, misalnya kalau buka offline bisa juga berjualan online. “Inilah yang perlu saya ketahui bagaimana cara menjualnya di era digital,” kata perempuan “tuli” ini.


Tinggalkan Balasan