AS Maksimalkan Kerja Sama Tata Guna Hutan dengan Indonesia

KILATNUSANTARA.COM, Jakarta: Amerika Serikat (AS) siap memaksimalkan kerja sama dengan Indonesia. Oleh karena itu, kedua belah pihak sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman MoU) Net Sink Penggunaan Hutan dan Lahan Indonesia (FOLU) 2030.

“Saya lebih suka Ibu Siti Nurbaya Bakar (Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan) menjelaskan secara detail apa saja rencana aksi MoU tersebut. “Namun, secara singkat, ini adalah cara kita bekerja sama dan bekerja sama,” kata Kepala USFS Randy Moore saat ditemui usai menghadiri talkshow di @america, Jakarta. Jumat (26 Januari 2024).

Moore menjelaskan, kerja sama dan kolaborasi akan mencakup upaya mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. Seperti perubahan iklim, keberlanjutan, reboisasi dan karbon.

“Pihak AS akan bekerja sama dengan Indonesia untuk mencoba mengatasi isu-isu seputar perubahan iklim, keberlanjutan dan isu-isu lainnya. “Seperti dalam hal karbon, restorasi, ketahanan berbagai ekosistem dan sistem ekologi yang kita miliki,” ujarnya.

“Saya pikir jika Anda melihat karbon sebagai contoh, seluruh dunia sedang menghadapi masalah ini, dan itulah sebabnya kita semua berusaha mengatasinya. Jadi tentang bagaimana kita akan melakukan hal tersebut dan bagaimana kita akan mengatasi masalah karbon secara signifikan.”

Menurut Moore, nota kesepahaman ini juga mencakup anggaran dan peluang yang akan didukung oleh pemerintah AS. Sebaliknya, hal ini juga melibatkan pertukaran pengalaman dan kemampuan teknis oleh para ahli dari kedua negara.

“Tentu saja anggaran merupakan bagian dari program ini, namun kami juga memiliki banyak keahlian teknis untuk dibagikan.” “Apa yang saya temukan minggu ini adalah Indonesia memiliki banyak ahli teknis,” kata Moore.

“Itulah mengapa sungguh menakjubkan bagi saya melihat semangat dan dedikasi terhadap pengetahuan teknis.”

Peserta talkshow yang merupakan mahasiswa di Jakarta berkesempatan bertanya langsung kepada Randy Moore. (Foto: RRI/Retno Mandasari)

Berdasarkan Nota Kesepahaman, kedua negara akan bertukar pengetahuan dan praktik terbaik untuk pengelolaan hutan lestari. Hal ini bertujuan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan serta akan bekerja sama dalam menanggulangi kebakaran hutan dan lahan.

Selain itu, perjanjian tersebut mencakup penekanan kuat pada pendidikan dan pelatihan, inisiatif peningkatan kapasitas akan dikembangkan. Untuk memberdayakan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan, memastikan bahwa manfaat pengelolaan hutan lestari tersebar luas dan inklusif.

Nota kesepahaman sebelumnya telah ditandatangani antara Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar, dan Kepala USFS Randy Moore. Penandatanganan dilakukan di Jakarta pada Selasa (23/1/2024).


Tinggalkan Balasan