Kemendikbudristek Revitalisasi Muaro Jambi Selaras dengan Alam

KILATNUSANTARA.COM, Jambi: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyiapkan sejumlah langkah revitalisasi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi. Persiapan revitalisasi ini harus selaras dengan kelestarian ekosistem alam di sekitar kawasan.

“Kenapa berhubungan dengan alam? Karena tujuan orang bepergian semoga bisa sembuh, ke tempat-tempat yang jarang dan berbeda dari yang lain. Kita harapkan (KCBN Muaro Jambi) sangat spesifik dan berbeda,” kata Sekretaris Ditjen Kebudayaan dalam diskusi kebudayaan di KCBN Muaro Jambi, Sabtu (3/2/2024).

Dijelaskannya, alasan pengembangan KCBN Muaro Jambi adalah agar selaras dengan alam. Sebab, lanjutnya, kearifan asli nusantara tidak pernah lepas dari apa yang telah diberikan alam untuk dimanfaatkan oleh nenek moyang.

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp600 miliar untuk menghidupkan kembali KCBN Muaro Jambi. Anggaran tersebut telah disiapkan untuk kegiatan antara lain pembebasan lahan, rehabilitasi, pembersihan saluran, dan penguatan ekosistem.

Ada kaitannya dengan restorasi, ada pembangunan fisik di beberapa tempat di kawasan pengembangan. Lalu ada koneksi ke pusat informasi, lalu ada restorasi dan penggalian kanal, kata Fitra menjelaskan.

“Sehingga kedepannya wisatawan dapat menikmati wisata, penghubung candi satu dengan candi lainnya. Dimana sebelum kanal-kanal itu hidup,”.

Ia menargetkan pada tahun 2024 akan dibangun berbagai fasilitas, khususnya pusat informasi. Dimana akan terlihat seperti sebuah museum.

“Tahun ini kami sedang membangun fasilitas tersebut, khususnya pusat informasi. “Yah, ini semacam museum, jadi kelak orang bisa belajar di sana,” ujarnya.

Candi Gumpung merupakan salah satu dari beberapa candi yang berada di Kawasan Peninggalan Nasional Muaro Jambi (KCBN), Provinsi Jambi. Pemerintah tengah melakukan revitalisasi yang sejalan dengan kelestarian ekosistem alam di sekitar kawasan. (Foto: BKHM Kemendikbudristek)

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V Jambi, Agus Widiatmoko mengatakan, museum dan sarana pendidikan nantinya akan dibangun di atas lahan seluas 25 hektare.

Selain itu, anggaran tersebut akan digunakan untuk pemugaran beberapa candi dan penataan lingkungan hidup, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat.

“Revitalisasi ini harus bergerak ke sana (pengembangan sumber daya manusia), bagaimana masyarakat lokal akan menjadi pisau di sana. Jadi kalau mereka tidak tahu bagaimana menjaga (warisan budaya), maka kami akan mengajari dan membantu mereka,” kata Agus.

Warga Jambi, Agustin mengaku senang dengan revitalisasi yang dilakukan pemerintah di KCBN Muaro Jambi. Menurutnya kebangkitan ini sangat baik untuk meningkatkan investasi di Jambi, tidak bisa dianggap remeh lagi.

“Perubahannya bagus sekali, tadinya berantakan, ada keributan, ada jual beli. Tapi sekarang sudah digali lagi jadi rapi banget, jalannya bagus dan rapi,” kata Agustin.

“Revitalisasi tentu saja baik untuk meningkatkan pendapatan di Jambi, namun memang perlu dijajaki lebih dalam. Saya senang karena dulu Jambi selalu dikatakan terbelakang, tapi ternyata kita punya candi yang sangat bagus dan Jambi punya kelebihan.”

Biarlah diketahui, KCBN Muaro Jambi terletak di tepian Sungai Batanghari, Provinsi Jambi. Kawasan ini terbentang sepanjang 7,5 kilometer dari barat ke timur di sepanjang tepian Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera.

Kawasan yang memiliki luas 3.981 hektar ini terdiri dari beberapa candi. Diantaranya candi Kotomahligai, Kedaton, Gedong I, Gedong II, Gumpung, Tinggi, Telago Rajo, Kembar Batu dan Astano.

Penemuan arkeologi di KCBN Muaro Jambi menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan pusat pendidikan Budha tertua dan terluas di Asia Tenggara.. Asal Pada abad ke-7 hingga ke-13, kawasan ini juga erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Melayu Kuno.


Tinggalkan Balasan